Wednesday, August 18, 2010

Praise / worship vs rock genre?

sepertinya ada oknum menolak kehadiran musik aliran cadas/rap/hip-hop dalam ibadah dengan alasan bahwa genre musik tersebut adalah hasil manipulasi setan untuk mempengaruhi manusia. Mungkin ada benarnya, tapi mungkin ada salahnya juga, disini saya cuma mengutarakan pendapat saya sebagai penyuka musik cadas dan hip-hop.

memang lucifer dulunya adalah pemimpin pujian disurga dan yang pasti dia "tahu banyak" soal musik, dan bisa menggunakannya untuk menjerumuskan manusia, sebab sebagian besar penduduk dunia menyukai musik, baik dari berbagai genre, sehingga ini adalah salah satu strategi iblis untuk menjatuhkan manusia.

saya pernah sharing sama temen saya tentang alat musik yang dipakai dalam ibadah. katanya, kita harus memuji Tuhan dengan apapun yang kita punya, makanya digereja teman saya itu ibadahnya menggunakan full band, ada juga ibadah yang memakai tecno sound lengkap dengan turntables dengan disc jockey, ada juga yang kebaktian sambil main basket. Beda komunitas, beda juga cara ibadahnya, beda juga kelengkapan ibadahnya. Saya pernah mendengar di jakarta ada semacam pelayanan yang merangkul jiwa-jiwa dari golongan generasi punk, metal, serta hip-hop, dan para pemain basket jalanan serta komunitas lainnya.

jadi ini pendapat saya.

orang yang berfikir menolak genre musik tertentu dalam ibadah sepertinya harus memahami suatu hal.

pertama dan yang utama, MUSIK ITU PUNYA TUHAN. Mengapa? jelas, karena IA yang memberi talenta. Tuhan memberi talenta kepada semua orang, sama seperti IA menerbitkan matahari dan menurunkan hujan bagi semua orang, tanpa memandang orang itu baik atau tidak. Memang banyak orang yang dengan musik menghujat Tuhan, tapi sepertinya IA tidak mau "ambil pusing", Mengapa? karena IA murah hati, IA mengasihi semua manusia tanpa tekecuali, IA masih memberi kesempatan kepada mereka untuk kembali, itu hebatnya Tuhan kita.


yang kedua, para pelayan musik pun harus memahai suatu hal, bahwa tiap individu pelayan mempunyai genre musik yang berbeda-beda, sekalipun ada yang sama, tapi didalam Tuhan hukum mayoritas tidak berlaku.Jadi, pelayan tidak bisa memaksakan suatu genre dipakai dalam ibadah jika ada pelayan yang tidak setuju karena masalah genre. lalu solusinya apa? cobalah diskusi untuk mufakat, atau bawakan saja lagu tersebut sesuai aransemen originalnya.

lalu bagaimana dengan hip-hop? pernah dengar lagu "laskar Kristus" ala Igor saikoji? lagu tersebut diaransemen bergenre hip-hop. salah kah mereka? jelas tidak.

yang ketiga, pelayanan musik adalah pelayanan yang kontekstual. Kita bisa melihat ke daerah jawa tengah, gereja-gereja yang bermula dari pelayanan kiai sadrak menggunakan gamelan dalam ibadah. Di tanah batak, digunakan gondang. dipapua digunakan ukulele, tifa, dll. di NTT digunakan sasando, dikomunitas rocker, musiknya adalah musik cadas, dikomunitas hip-hop, lagunya pun hip-hop.

tidak masalah apapun genrenya, apapun instrumennya, yang penting kita bisa membawa orang kepada Tuhan, itu yang paling penting.

lagian, jika menolak musik rock dalam ibadah, janganlah memakai gitar bass, gitar listrik dan efeknya, karena itu adalah buah dari perkembangan musik rock. Ini adalah bukti bahwa kadang ada oknum orang kristen yang naif. menolak musik rock tetapi memakai pengembangan dari kebutuhan musik rock.

apapun musikmu, biarlah itu mengalir, jangan terlalu suka ikut-ikutan. musik itu universal, dan bagi penikmatnya adalah sesuatu yang mengasyikkan.

"Allah berdaulat atas segala talenta manusia, termasuk talenta bermusik, dan tentu saja, semua yang baik, yang dihasilkan talenta itu, karena sejak awal mulanya semua itu telah dipersiapkan-Nya."