Pengumuman SNMPTN baru saja berlalu. Selamat bagi yang diterima, dan jangan kecewa bagi yang gagal. Tidak perlu merasa berkecil hati jika anda gagal karena sebenarnya ada orang yang memiliki pengalaman lebih menyakitkan dalam usaha untuk masuk perguruan tinggi, saya salah satunya. Supaya menyemangati anda yang gagal, saya akan menceritakan pengalaman saya dalam berjuang masuk perguruan tinggi.
saya berasal dari merauke. asal SMA saya adalah SMA Negeri 3 Merauke. tanpa bermaksud menyombongkan diri, sejak SD sampai SMA saya selalu menghasilkan prestasi akademik yang baik. Nilai rapor saya bagus semua. Pernah juga saya menjadi juara III olimpiade astronomi di tingkat kabupaten, yang kemudian membuat saya tertarik akan bumi dan isinya. sekarang ini saya sedang berkuliah di Institut Teknologi Bandung, jurusan teknik pertambangan Fakultas Teknik Pertambangan dan Perminyakan angkatan 2009. Sebenarnya saya sudah lulus SMA sejak tahun 2008. Namun, mengapa saya berkuliah di tahun 2009? Seperti inilah kira-kira ceritanya.
Sejak kecil saya sudah bercita-cita ingin menjadi dokter. waktu semester 6 di SMA, saya mendaftar PMDK di dua universitas untuk berkuliah di fakultas kedokteran, yaitu universitas brawijaya malang dan universitas airlangga surabaya. Suatu ketika, saya dipanggil oleh guru ke kantor sekolah karena ada kiriman dari panitia PMDK unair yang menyatakan bahwa berkas pendaftaran saya sudah diterima dan saya berhak mengikuti ujian disana. di lain pihak, berkas yang saya kirim ke universitas brawijaya pun sudah lolos verifikasi dan saya tinggal menunggu hasilnya apakah saya diterima atau tidak.
waktu keberangkatan ke surabaya telah tiba. saya berangkat dengan teman saya, widyannea marpaung ke surabaya dengan pesawat merpati boeing 737-300. Namun, saya berangkat ke surabaya dengan kondisi tubuh menderita malaria cukup parah. kami di surabaya tinggal di kediaman keluarga Unane di benowo. Berat sekali saat itu, sampai sehari sebelum ujian masuk PMDK unair saya masih belum sembuh juga. Saya masih demam, dan ditambah mual-mual. Beruntung tepat pada hari ujian kondisi saya sudah berangsur lebih baik. Namun, dikarenakan sakit, saya tidak melakukan persiapan. akhir kata, saya mengikuti ujian hanya berbekal ilmu didalam memori jangka panjang saya saja dan saya gagal. Di lain pihak, pengumuman dari universitas brawijaya sudah keluar dan saya tidak diterima.
Dari surabaya, saya menuju bandung dan mengikuti tes di fakultas kedokteran universitas kristen maranatha. saya diterima dan berniat untuk daftar ulang. orang tua saya kemudian meminta saya pergi ke maranatha untuk menanyakan berapa biaya yang harus dikeluarkan. Setelah saya memberikan rinciannya, orang tua saya meminta saya untuk tidak mendaftar ulang karena orang tua saya merasa tidak mampu membiayai kuliah dengan dana yang menurut mereka terlalu besar untuk mereka.
saya belum mau menyerah. saya mulai menjelajahi jakarta untuk menggapai cita-cita saya. sebelum mengikuti ujian UMB dan ujian saringan masuk di trisakti dan atmajaya, terlebih dahulu saya mengikuti USM-ITB. saya memilih SAPPK pada waktu itu dipilihan 1, pilihan yang lain saya isi sekenanya. USM saya gagal. di UMB, saya memilih fakultas kedokteran UI dipilihan 1, dan gagal. sekitar akhir juni, setelah ujian di trisakti dan atmajaya, hasilnya keluar dan saya tidak diterima di fakultas kedokteran di kedua universitas tersebut dan hanya lulus dipilihan 2. tidak salah satu yang saya ambil.
perjuangan puncak di SMPTN 2008, pilihan 1 Fakultas kedokteran Universitas Padjajaran dan pilihan 2 fakultas kedokteran universitas sam ratulangi manado. saya gagal, tetapi saya belum menyerah. saya mengikuti lagi ujian masuk di universitas krida wacana dan diterima di fakultas kedokteran. selagi waktu daftar ulang masih lama, saya mengikuti lagi ujian masuk universitas brawijaya, tetapi saya gagal lagi. kecewa luar biasa saya alami. akhirnya, atas saran kakak saya, saya tidak mendaftar ulang di ukrida dan saya memutuskan untuk menganggur selama setahun dibandung untuk belajar lagi.
Beberapa bulan pertama mengikuti bimbingan belajar, saya jalani dengan malas-malasan. Dalam ingatan saya selalu terbayang dan terbayang kegagalan-kegagalan yang pahit. Oktober 2008 saya terserang demam berdarah dan harus diopname di rumah sakit. TO saya jelek, saya susah fokus. Namun, memasuki tahun baru 2009, pandangan saya berubah. saya mulai rajin belajar. saya mulai membiasakan diri untuk berdisiplin dalam belajar. Berhubung saya menyewa kamar kost, sayapun terbiasa mengatur kehidupan sendiri, baik dalam keuangan maupun yang lainnya.
perjuangan saya yang pertama ditahun 2009 adalah SIMAK UI. Seperti yang lalu, saya memilih fakultas kedokteran di pilihan 1. Namun, kali itu saya gagal lagi. selanjutnya adalah UM-UGM. Seperti biasa, fakultas kedokteran menjadi pilihan 1. Semua soal terasa lancar dikerjakan, sampai akhirnya setelah selesai ujian saya menyadari kekeliruan yang fatal, yaitu nama yang saya isikan di lembar jawaban tidak sesuai dengan yang di formulir. Akhir kata, saya gagal lagi masuk fakultas kedokteran, sekalipun saya lulus dipilihan 3, yang akhirnya saya lepas karena tidak sesuai cita-cita saya. Kemudian saya mengikuti ujian saringan masuk universitas jendral soedirman. saya mengikuti ujian di tasikmalaya dan memilih fakultas kedokteran sebagai pilihan 1. kali itu saya optimis. mayoritas soal bisa saya kerjakan dengan keyakinan benar yang tinggi. administrasi pun tidak keliru layaknya ujian sebelumnya. Namun, saya gagal lagi. saya yang kebingungan karena tidak lolos tidak bisa berbuat apa-apa.
selanjutnya, saya mengikuti USM-ITB. kali ini saya memilih FTTM-ITB di pilihan 1. Namun, gagal lagi. kemudian, saya ujian dimaranatha lagi, mengambil teknik informatika dan diterima. Selanjutnya, saya mengikuti UMB lagi, dimana pilihan 1 adalah fakultas kedokteran USU. Berhubung saya masih penasaran dengan UI, saya memilih Fakultas Kesehatan Masyarakat UI juga dalam pilihan jurusan. Sejumlah soal saya kerjakan dengan lancar. Akhir kata, pengumuman keluar dan untuk ketiga kalinya saya gagal masuk UI. Saya semakin bingung, sekalipun saya lulus dipilihan 4, yaitu teknik sipil USU. Pendaftaran ulang di USU pun dilaksanakan bertepatan dengan pelaksanaan SNMPTN 2009 sehingga saya harus memilih apakah saya harus mendaftar ulang atau melepasnya dan mengikuti SNMPTN 2009. Keputusan pun dibuat, saya melepas teknik sipil USU untuk mengikuti SNMPTN 2009.
Akhirnya SNMPTN tiba. Lagi, pilihan 1 adalah fakultas kedokteran Universitas padjajaran dan pilihan 2 adalah FTTM-ITB. pilihan tersebut membuat teman saya yang paling tegar diantara teman-teman sekelas bimbel, mengatakan saya gila, mengingat tingginya passing grade keduanya. Namun, saya sudah bertekad dan kali ini harus berhasil. Akhir kata, SNMPTN berakhir, saya tinggal menunggu hasil ujian sambil mengikuti ujian yang lainnya. pascaSNMPTN, saya mengikuti ujian untuk memasuki fakultas kedokteran Unjani dan saya diterima. Kemudian, saya mengikuti ujian masuk STAN.
Akhirnya, juli akhir, pengumuman SNMPTN tiba. saya kemudian masuk ke website Unpad untuk mengecek nomor saya apakah saya diterima. Kalimat yang muncul saat itu adalah, "nomor anda tidak terdaftar". Saya panik. Akhirnya saya berhasil memasuki web SNMPTN ditengah ribuan orang yang mengakses website tersebut. Setelah saya memasukkan nomor saya, sungguh diluar dugaan. saya diterima di FTTM-ITB. Saya berhasil lulus SNMPTN, tetapi saya gagal memenuhi tujuan saya sebelumnya, masuk fakultas kedokteran universitas negeri. Orang tua saya gembira, keluarga saya gembira, teman-teman saya yang mengetahui seberapa berat saya berjuang turut bergembira. banyak juga teman-teman saya yang lulus di SNMPTN, saya ikut bergembira atas itu, apalagi untuk teman saya yang paling tegar diantara teman-teman sekelas yang berhasil masuk ITB di fakultas yang ia inginkan.
PROKM 2009 tidak saya ikuti. Penderitaan berakhir di ranjang RS santo borromeus karena saya terkena infeksi virus yang membuat saya demam tinggi. Untuk diketahui, selama menganggur, saya bisa belajar 7 - 9 jam sehari, senin sampai sabtu. mengerjakan soal dan baca textbook menjadi makanan saya sehari-hari. Saya hanya beristirahat di hari minggu. Di kamar kost saya waktu itu tidak ada TV. saya hanya menggunakan MP3 player dan sebuah subwofer tua dan tentu saja, buku-buku pelajaran untuk menghibur diri. Sebenarnya kakak pertama saya sudah menetap dibandung, tetapi saya tidak tinggal dengan mereka.
sebulan kuliah, pengumuman STAN keluar. saya diterima di jurusan Pajak Bumi dan Bangunan. Dilema pun terjadi, apakah saya harus melepas FTTM atau tidak. Akhirnya saya memutuskan untuk tetap di ITB, sekalipun ada seseorang yang mencibir saya karena saya menolak masuk STAN. Menurut dia, setelah saya lulus dari STAN saya akan bekerja dengan penghasilan yang lumayan. Saya tidak peduli, saya tetap di ITB.
Kadang saya berpikir, mengapa 2 kali ikut USM saya gagal. Akhirnya saya mengerti. Tuhan sayang akan orang tua saya. Berkat-Nya diberikan luar biasa. Andaikata saya lulus USM, maka saya akan membayar sejumlah dana yang lebih besar dibanding kalau saya masuk lewat SNMPTN. Ayah saya yang sudah pensiun begitu bernapas lega. Apa yang Tuhan kerjakan bagi saya pun diluar dugaan. Apa yang saya terima selama berkuliah di ITB itu luar biasa. tidak hanya engineering, tetapi juga kemampuan-kemampuan lain. Sayapun memiliki banyak teman disini, dimana mereka berasal dari berbagai daerah diseluruh penjuru nusantara. saya adalah ITB2009, angkatan di ITB yang cukup berwarna, dari aceh sampai papua ada, saya salah satunya.
Namun, hati kecil saya tidak bisa berbohong. Kalimat "menjadi dokter" masih tetap ada, walau tidak setiap saat muncul, tetapi ketika muncul sangat mengganggu, apalagi ketika saya sakit. Namun, realita ini harus saya jalani, dan sekarang saya tinggal berjuang untuk keluar dari kampus ITB dengan membawa gelar ST.
Jikalau anda gagal dalam SNMPTN, mungkin Tuhan Yang Maha Kuasa belum menghendaki anda masuk ditahun ini, atau tidak menghendaki sama sekali anda masuk ke jurusan yang anda pilih. Jalan manusia ada ditangan-Nya, bukan? tugas kita adalah mencari ridho dan penyertaan-Nya, mencari kehendak-Nya, yang tentu saja merupakan yang terbaik bagi diri kita.
Ora et labora, berdoa dan bekerja, itulah yang harusnya kita lakukan. Kita tidak bisa mengerjakan salah satunya saja, keduanya musti dijalankan. Bagi anda yang gagal, apakah anda selama ini sudah mencari kehendak-Nya? atau mungkin anda keliru seperti saya, dimana pada saat berjuang dan bergumul untuk menjadi mahasiswa kedokteran, saya berpikir bahwa Tuhan sudah menaruh cita-cita itu sejak kecil dalam diri saya, saya tidak tahu bagaimana anda. Anda mengenal diri anda, tetapi Tuhan lebih mengenal diri anda melebihi anda mengenali diri anda sendiri, dan IA pasti tahu apa yang terbaik untuk anda.
Jangan pernah menyerah untuk berusaha, kawan!
Trimakasih bang,sangat memotivasi , khususnya sama seperti yang saya rasakan , mohon maaf bang numpang sharing jg :) , apa yang terjadi sama abang mungkin ckup sama dengan apa yang sya rasakan , walaupun mungkin punya abang mungkin lebih berat , sya berasal dari SMA yang sma dengan abang , yaitu SMA Negeri 3 Merauke, tempat sya menimba ilmu dengan baik , dan puji Tuhan sama seperti abang sya juga dapat mengharumkan nma baik sekolah dengan baik , dengan beberapa prestasi spt yaitu pringkat 1 OSN Kebumian tingkat daerah dan provinsi thun 2010 dn 2011 ,dn Finalis OSN Kebumian 2010 dan 2011 tingkat Nasional dan harapan 1 Lomba cerdas cermat pertambangan nasional oleh kem.ESDM juga beberapa lomba karya ilmiah lain bersama teman sya yang membawa harum Sma negeri 3 baik tingkat kabupaten maupun daerah dan nasional , sya juga disekolah ckup aktif dlam organisasi sekolah , dan satu hal yang sangat sya senangi adalah ilmu perbintangan atau astronomi, sya mengenal ilmu tersebut saat mengikuti olimpiade kebumian , disitu terdapat materi sains keplanetan dan kosmologi , sejak itu sya sangat mengidamkan untuk bisa suatu saat nanti bisa masuk sekolah astronomi , dan setelah saya mencarinya di indonesia hanya terdapat di ITB , sejak saat itu sya sangt berminat untuk memasuki astronomi ITB, namun orang tua sya menginginkan bisa menagmbil jurusan kedokteran , sya pun mncoba tes diberbagai tempat baik negeri maupun swasta mengambil jurusan kedokteran, banyak yang gagal , dan sya juaga mengambil jurusan FMIPA di ITB namun pada jalur undangan , namun juga gagal karena kesalahan fatal dari berkas sya , sya akhirnya bingung dan ckup frustasi , nmun sya akhirnya sya mencari jurusan appun yg masih terbuka, dan akhirnya sya dpat univ swasta yang bernama ITSB ,dsitu sy mengambil jurusan Teknik perminyakan , akhirnya sya smpai saat ini berkuliah disitu , namun dihati sya masih terngiang akan cita2 sya untuk bisa belajar ilmu Astronomi , khususnya di ITB ,apalagi jika sya melihat langit malam yang luas selalu keinginan itu muncul lagi, dan sya mungkin akan mengikuti lagi USM tahun depan demi menggapai cita2 sya , dan sangat ingin bisa seperti abang ,trimaksih bang atas postingannya , sangat memotivasi sya. Tuhan memberkati :)
ReplyDelete