Monday, May 23, 2011

nilai

berbicara tentang nilai, sebenarnya terlalu banyak definisi yang kadang membuat kita bingung. Dulu waktu saya SMA, nilai itu artinya sesuatu yang dijadikan pedoman, bersifat fleksibel alias tidak memaksa, dll, dan yang membedakannya dengan norma adalah norma bersifat memaksa.Namun, mungkin saya Cuma mempersempit untuk membicarakan apa dan bagaimana nilai itu, sedikit saja.

Saya pernah membaca sebuah buku yang membicarakan unsur nilai. Ada tiga unsur nilai, yaitu hati sebagai penentu/penetap nilai, otak sebagai pengelola nilai, dan tubuh sebagai pelaksana nilai. kalau anda percaya bahwa manusia pertama di dunia ini adalah adam dan hawa, paling tidak anda pun percaya bahwa manusia diciptakan dari debu dan tanah. Artinya, manusia diciptakan sebenarnya didalam kekosongannya. Lalu, darimana asal nilai itu? Jikalau anda adalah umat beragama, maka nilai itu berasal dari Tuhan, karena sewaktu adam, Tuhan memberi nafas kepada mereka sehingga mereka hidup, dapat merasakan (dengan hati), berfikir (dengan otak), dan bergerak (dengan organ tubuh).
Namun, menurut saya, ternyata nilai itu adalah pilihan. Manusia bisa saja menolak atau menerima nilai yang sudah tertanam didalam hatinya. Jika demikian, yang terjadi adalah ketidaksinkronan antara hati dan otak, dalam artian perasaan yang bertolakbelakang dengan logika, dan pada akhirnya peluang dilaksanakannya nilai oleh tubuh bisa merupakan hasil dari perasaan, atau dari logika.
Sebagai contoh, jika dalam hati seseorang mengatakan bahwa nyontek itu tidak boleh, maka otak akan mengelolanya untuk menerima atau menolak. Pertimbangannya pun banyak. Jika tidak nyontek, maka akan mengulang tahun depan, dll. Namun, menyontek itu tidak boleh karena itu dosa, itu melanggar aturan, dll. Maka, jika ia menyontek, maka hasil dari otaklah yang keluar, dan jika ia tidak nyontek, maka itu berasal dari hati, walaupun memang melewati otak, tetapi sang pemilik keputusan lebih memilih mendengar kata hatinya. Mendengar kata hati atau mendengar logika tidaklah salah, namun harus dipertanggungjawabkan.
ada yang bilang hidup ini pilihan. kadang ada manusia yang hidup walau ia tidak memilih untuk hidup, tapi ia enggan untuk mati. Setiap manusia tercipta dengan kehendak untuk memilih sehingga ia dapat memilih jalannya sendiri. Kitab suci adalah pedoman dan penuntun jalan hidup bagi yang meyakininya, tetapi manusialah yang menentukan sendiri jalannya, yang kadang lebih banyak salahnya (ceroboh sekali).
Jika anda mau memilih, memilihlah dengan bijaksana, jika anda merasa anda sudah cukup matang untuk melakukannya. Pilihlah nilai yang menurut anda baik, dan dengan demikian anda akan dibawa ke pengadilan Tuhan untuk mempertanggungjawabkan semuanya.