Berfirmanlah Allah : “Baiklah kita menjadikan manusia menurut gambar
dan rupa Kita, supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan
burung-burung di udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas
segala binatang melata yang merayap dibumi.”
Ayat diatas
merupakan kejadian 1: 26 yang menceritakan bilamana Allah menciptakan
manusia dengan suatu amanah yang mungkin dapat kita pahami dengan jelas,
menguasai dan memelihara bumi, yang kemudian oleh bapak-bapak gereja
menyebut tujuan penciptaan manusia adalah memenuhi amanat injil dan
amanat budaya.
“Karena begitu besar kasih Allah akan dunia
ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya
setiap orang yang percaya kepadanya tidak binasa, melainkan beroleh
hidup yang kekal.”
Ayat diatas merupakan kutipan dari
percakapan antara Yesus dan Nikodemus, seorang ahli agama Yahudi, yang
dapat kita lihat di Yohanes 3 : 16.
Menurut anda, adakah korelasi antara kedua ayat ini?
Kejatuhan
manusia kedalam dosa menyebabkan hubungan manusia dengan Allah menjadi
rusak total. Allah yang dahulu dekat menjadi jauh tak tergapai
seberapapun keras usaha manusia menggapainya baik dengan ritual maupun
penyembahan dan aktivitas agamawi yang lainnya. Akibat dari pelanggaran
satu orang, maka seluruh dunia menjadi cemar. Tak terelakkan, mautlah
yang menjadi upah dari dosa tersebut.
Akibat dari dosa
jugalah, secara otomatis manusia gagal dalam memenuhi tujuan dan amanah
mengapa ia diciptakan. Mengapa? Karena manusia diciptakan dengan maksud,
maka manusia diciptakan dalam keadaan yang TERIKAT dengan penciptanya
(itulah mengapa banyak teolog tidak setuju bahwa manusia diciptakan
dengan memiliki free will). Namun, Allah itu kudus dan suci dan
ia tidak mungkin bergaul dengan orang yang berdosa sehingga ikatan itu
–ikatan antara Allah dan manusia- menjadi putus. Ketika ikatan itu
putus, maka suatu keadaan dimana manusia sudah tidak terikat lagi dengan
penciptanya, ia tidak mungkin mampu melaksanakan amanah yang diberikan
kepadanya sebagai maksud dan tujuan mengapa ia diciptakan.
Manusia
tidak bisa menggapai Allah dengan cara apapun. Namun, hubungan manusia
dan Allah dapat baik kembali jika Allah sendiri yang berinisiatif, dan
sesuai dengan NUBUATAN nabi-nabi, Allah yang adalah Firman, datang
kedunia, mengambil rupa manusia, menjadi daging, Allah yang omni
present, Allah yang menjadi manusia. Namun, sayang sekali milik
kepunyaan-Nya tidak mengenal-Nya.
“Karna begitu besar
kasih Allah akan DUNIA ini”. Tanggung jawab akan pemeliharaan DUNIA ini,
yang dibebankan kepada manusia, hanya bisa diwujudkan jika dan hanya
jika manusia DIBERESKAN dari dosa. Hanya dengan pemberesan dengan dosa,
maka manusia bisa kembali kepada Allah, manusia terikat lagi kepada
Allah sehingga manusia dapat mewujudkan amanah mengapa ia diciptakan,
dan dengan percaya kepada-Nya didalam hati dan mengakui-Nya dengan
mulut, orang diselamatkan, lolos dari murka Allah sebagai konsekuensi
dari dosa, yaitu maut, melalui kematian Yesus Kristus dan
kebangkitan-Nya, dan yang kemudian akan dating kembali kedunia sebagai
hakim.
Bagi orang yang sudah percaya, orang yang sudah
diampuni dosanya, orang yang sudah dibereskan dosanya, maka hendaklah ia
kembali memikirkan mengapa ia diciptakan didunia ini. Banyak manusia
yang telah dibutakan oleh dosa sehingga ia lupa bahwa ia harus menguasai
dan memelihara bumi. Pertanyaannya, sudahkah, kita yang adalah orang
yang percaya, sudah melakukan amanat yang di amanahkan kepada kita
sebagai manusia?
Kita sudah melihat kelaparan,
sakit-penyakit, bencana alam akibat keserakahan manusia (banjir,
longsor), kemiskinan, keterbelakangan, kerusakan lingkungan, banyak
spesies mahluk hidup yang sudah punah akibat dari keserakahan manusia,
pembunuhan, dll. Dimanakah orang percaya, dimanakah orang yang sudah
diselamatkan, dimanakah garam dan terang dunia, dimanakah orang yang
seharusnya sadar bahwa sebagai orang yang telah diselamatkan haruslah ia
mengerjakan panggilan paling fundamental dalam takdirnya sebagai
manusia?
Sebentar lagi kita akan memperingati hari
kelahiran Kristus, sebagai suatu peringatan bahwa ia lahir untuk
membereskan dosa-dosa manusia dengan menelan cawan penuh maut yang
harusnya ditanggung manusia. Siapapun yang percaya dan diselamatkan,
harus memikirkan hal ini kedepannya, “apakah yang telah/sedang saya
lakukan untuk mengerjakan apa yang telah menjadi bagian saya untuk
memelihara bumi ini?”
Adalah aroma yang sangat tidak sedap
khas kandang hewan yang di hirup Yesus ketika Ia lahir, dan Iapun mati
dengan tragis, demi pemberesan dosa kita. Lalu, apa yang kita lakukan
selanjutnya, sebagai orang yang telah diselamatkan?
Amanat injil dan amanat budaya, sudahkah kita menjalaninya?