Pernahkah anda mendengar ada
seseorang yang mengatakan bahwa ia bersedia mati demi orang yang dicintainya?
Ambil contoh saja, sesorang pria yang sedang ingin memikat hati seorang wanita
mungkin akan mengatakan bahwa ia bersedia mati untuk wanita itu. Terkesan baik
sekali. Namun, saya punya penilaian yang berbeda tentang itu jika dikaitkan
dengan iman Kristen.
Barangkali anda pernah membaca
ini, yaitu sesuatu yang ditulis rasul paulus, “andaikata Yesus tak bangkit,
sia-sialah pemberitaan kami dan sia-sia juga kepercayaan kamu”. Karena begitu besar kasih-Nya atas dunia ini,
Yesus rela mati untuk menerima ganjaran yang harus diterima manusia karena
dosa. Yesus memang mati, tetapi tidak lama karena setelah tiga hari sejak
kematiannya Ia bangkit. Ia bangkit sebagai pembuktian bahwa kuasa maut tak bisa
mengikat-Nya.
Penting kita mengerti bahwa Yesus
memang mati. Namun, Ia hidup. Ia mati, dan Ia pun hidup untuk kita juga.
Andaikata Yesus tak hidup, percuma saja iman kita kepada-Nya, bukan? Sesuai
hakikat-Nya yang adalah kasih, Yesus hidup pun karena kasih – kasih-Nya kepada
kita semua. Jika ia tak bangkit, percuma saja kita beriman kepada-Nya, bukan?
Jika anda mengatakan bahwa anda
mau mati demi orang yang anda kasihi, sebaiknya anda memikirkannya dua kali.
Memang benar bahwa tidak ada kasih yang lebih besar dibanding orang yang mau
mati bagi sahabatnya. Namun, harus dipahami bahwa hal itu merujuk pada Yesus
yang rela mati bagi umat-Nya yang adalah sahabat-Nya. Andaikata anda mati demi
orang yang anda kasihi, hal itu hanya membuat luka yang dalam di hati orang
terkasih anda. Anda tidak dapat bangkit lagi, bukan?
Sebaiknya anda tidak perlu
buru-buru “mati” demi orang yang anda kasihi. Justru, disaat anda sedang
menderita, anda harus tetap berusaha untuk “hidup” demi orang-orang yang anda
kasihi. Tidak perlu rasanya “menggombal” dengan hal-hal yang tidak logis.
Seharusnya anda berkata kepada orang yang anda kasihi, “untukmu aku akan
berusaha hidup sampai waktunya aku dipanggil oleh-Nya”. Kehadiran anda begitu
berharga bagi orang yang anda kasihi dan yang mengasihi anda.
Bukti kasih Yesus adalah Ia rela
mati. Namun, bukti kasih yang kemudian ditunjukkan-Nya adalah Ia hidup. Jadi,
untuk orang yang anda kasihi, apapun penderitaan yang anda jalani sekarang,
entah penyakit atau tekanan hidup yang berat, berusahalah agar tetap hidup demi
orang anda kasihi, kecuali jika memang sudah waktunya anda kembali pada-Nya.
Bagi anda yang sedang putus
cinta, jangan pernah berpikir untuk bunuh diri. Tahukah anda bahwa diluar sana
ada seseorang yang menanti untuk menemukan anda dan ditemukan oleh anda?
Yakinlah bahwa Tuhan menyediakan yang lebih baik bagi anda. Jadi, tetaplah
hidup untuk mereka, sekalipun mereka belum anda lihat.
“UNTUKMU YANG TERKASIH, AKU AKAN
TERUS HIDUP UNTUKMU SAMPAI PADA SAATNYA AKU DI PANGGIL OLEH-NYA”