Monday, November 18, 2013

Catatan perjalanan ke gunung papandayan 2665 mdpl edisi pertama

papandayan merupakan salah satu gunung api yang terdapat dijawa barat dengan ketinggian 2665 meter diatas permukaan laut. kali ini saya akan menceritakan sedikit perjalanan saya ke gunung papandayan.



perjalanan ini bermula ketika saya sedang mencari rekan-rekan sesama pendaki lewat media sosial yang akan mendaki papandayan pada tanggal 19 oktober 2013. Namun, karena sesuatu dan lain hal saya membatalkan pendakian di tanggal tersebut dan memutuskan untuk mendaki seminggu kemudian. Kemudian, lewat twitter saya berkenalan dengan seorang teman yang akan mendaki papandayan pada tanggal 26 oktober 2013. Singkat cerita saya mengikuti tim mereka. kami sepakat bertemu di terminal cicaheum pada tanggal 26 oktober 2013 pukul 05.00 WIB. Setelah saya berkenalan dengan anggota tim yang lain, kami berdua belas berangkat menuju terminal guntur digarut dengan bus "mio". Busnya tidak berAC. Uang yang harus kami keluarkan untuk ongkos bus menuju terminal guntur adalah Rp 15.000,-. diantara kami semua tidak ada satupun yang pernah ke papandayan sebelumnya.

 Tiba di terminal guntur, garut

Umumnya banyak supir angkot disekitar terminal guntur yang menawarkan jasa carter angkot untuk membawa pendaki ke simpang cisurupan, tidak terkecuali kami yang begitu tiba di terminal guntur dengan tas carrier yang dengan cepat dikenali oleh para supir angkot tersebut sebagai pendaki yang akan menuju papandayan. Namun, salah seorang dari tim sudah menghubungi seorang temannya di garut untuk mengantar kami sampai ke pos papandayan sehingga kami tidak menyanggupi tawaran supir angkot yang datang. Kemudian, kami mengendarai angkot yang sudah dicarter sebelumnya oleh teman dari salah seorang dari tim kami dan kami membayar Rp 5000,- perorang untuk mengantar kami ke sebuah rumah di garut. Rumah ini merupakan tempat dari orang yang akan membantu kami sampai ke pos papandayan dengan jarak perjalanan kira-kira 1 jam dari terminal guntur.

Tim beristirahat sejenak

menuju gerbang papandayan dengan mobil pick-up

setelah tiba dirumah tersebut, kami beristirahat sejenak dan melanjutkan perjalanan menuju pos papandayan dengan mobil pick-up. untuk mpbil pick-up, kami membayar masing-masing sebesar Rp 25000,-. kami tiba di pos papandayan sekitar pukul 12.00 WIB dan memulai pendakian kira-kira pukul 12.15 WIB setelah membayar tiket masuk sebesar Rp. 2000,-.

Setelah melewati gerbang Cisurupan

Pos Penjagaan Gerbang Papandayan

di parkir papandayan, sebelum mendaki

kami mendaki dengan santai sembari teman-teman yang lain bersenda gurau. jalur pendakian tidak terlalu sulit karena cukup landai. tujuan pertama adalah pondok salada. pondok salada bisa dilewati melalui dua jalur. jalur pertama yaitu jalur yang belok ke kiri setelah kawah menuju hutan mati, dan jalur kedua adalah jalur yang belok kekanan setelah kawah dimana kita akan melihat landscape pemandangan gunung yang cantik. kami memilih belok ke kanan. setelah turunan, kami diperhadapkan pada suatu tanjakan yang cukup curam, tetapi pendek. perlu diketahui bahwa untuk menuju pondok salada bisa juga digunakan sepeda motor, sejenis motor trail atau yang lainnya. setelah tanjakan curam yang pendek ini kita bisa melihat landscape gunung papandayan dari kejauhan. kemudian, kami melanjutkan perjalanan menyusuri jalan berbatu selebar mobil. Setelah mengikuti petunjuk dimana pondok salada berada, kami menyusuri jalan setapak dan akhirnya sampai di pondok salada sekitar pukul 15.30 WIB dan mendirikan tenda. perjalanannya terkesan sangat lama karena memang kami banyak beristirahat.

kawah papandayan

sedikit menanjak

suatu sisi lanskap papandayan

pondok saladah lewat sini!

tiba di pondok saladah

setelah beristirahat dan berfoto ria sejenak, kami mendirikan tenda. setelah mendirikan tenda, saya dan fahmi menuju hutan mati untuk mencari kayu bakar. Ada aturan main dalam mencari kayu bakar di hutan mati. pendaki tidak boleh mengambil kayu bakar dengan mematahkan batang kayu yang sudah mati yang masih tegak berdiri. pendaki hanya boleh mengambil kayu yang sudah jatuh ketanah. setelah mendapatkan kayu bakar, kami kembali ke tenda dan memasak makanan karena kami belum sempat makan siang sebelumnya.

 pondok saladah, tempat camping bagi pendaki papandayan

dikala edelweiss pondok saladah menyapa

hutan mati

malam telah tiba, saya membakar kayu untuk perapian. akhirnya, malam diisi dengan gurauan teman-teman anggota tim dan sesekali disertai cerita horor oleh herman. waktunya tidur tiba, kami yang sudah mengantuk kemudian tidur. kami berencana bangun esok hari pukul 03.00 untuk summit attack.

esok harinya, pukul 03.00 WIB saya sudah bangun dan membangunkan yang masih tidur. setelah bersiap-siap, kami mulai berangkat menuju tegal alun pukul 04.00 WIB. suasana yang berkabut membuat kami kebingungan sehingga saya diminta untuk berjalan didepan karena hari sebelumnya saya sempat ke hutan mati. kemudian, kami tiba dihutan mati dan mulai mencari jalan menuju tegal alun. suasana yang berkabut memang menyulitkan sehingga ketika tim istirahat saya harus berjalan sebagai pendahulu untuk mencari jalan setapak. setelah sampai di ujung kompleks hutan mati, ternyata ada sekumpulan pendaki yang kembali ke hutan mati karena keliru memilih jalan. akhirnya saya dengan pemimpin rombongan tadi mulai mencari jalan dan akhirnya kami menemukannya. kami terus berjalan dengan sesekali beristirahat. akhirnya kami bertemu dengan tanjakan yang cukup curam yang dinamakan tanjakan mamang. jarak lurusnya kira-kira sekitar 150-250 meter. setelah melewati tanjakan mamang, kami berjalan selama beberapa menit dan akhirnya sampai di tegal alun. kami sampai ditegal alun kira-kira pukul 05.20 WIB.

sebelum memasuki tanjakan mamang

dikala edelweiss tegal alun menyapa

tidak mungkin tidak mengambil gambar pribadi :D

menghadap ke timur

selama berkeliling tegal alun, saya bertemu dengan beberapa orang pendaki juga dan mengajak saya ke puncak. semula saya ragu untuk ikut, tetapi karena penasaran akhirnya saya pergi ke puncak dengan hanya membawa kamera tanpa logistik sedikitpun. saya berangkat sendirian dari tegal alun sekitar pukul 06.00 WIB saya terus berjalan melewati hutan yang vegetasinya cukup tinggi, setinggi badan saya. hujan yang turun malam sebelumnya menyebabkan vegetasi sekitar jalan setapak menjadi basah dan ikut membasahi pakaian yang saya kenakan. setelah terus berjalan dengan cukup cepat akhirnya saya tiba di ketinggian 2622 mdpl. saya sempat melanjutkan perjalanan untuk mencari puncak 2665 mdpl, tetapi akhirnya saya berbalik arah karena kondisi yang berkabut, ditambah lagi kacamata saya basah sekali sehingga tidak saya gunakan dan saya tidak membawa logistik apapun. akhirnya, setelah kembali ke ketinggian 2622 mdpl, saya bertemu dengan pendaki yang tadinya bertemu di tegal alun. setelah berfoto sebentar, saya kembali ke tegal alun. saya tiba di tegal alun pukul 07.00 WIB. kemudian, saya melanjutkan perjalanan sendirian ke pondok salada dengan sesekali berlari ketika ada turunan bersih dan tiba di pondok salada pukul 07.30 WIB dan memasak makan pagi.

jurang yang tertutup kabut di samping jalan setapak menuju puncak

puncak 2622 mdpl gunung papandayan

akhirnya anggota tim lain menyusul saya ke pondok salada dan kami langsung memasak makanan. setelah makan dan membereskan tenda, kami berangkat kembali menuju pos papandayan. kami meninggalkan pondok salada kira-kira pukul 14.00 WIB. kali ini, kami pulang tidak melewati jalur yang kami tempuh sebelumnya untuk ke pondok salada, tetapi kami pulang melewati hutan mati mengikuti pendaki yang lain. setelah sampai di ujung hutan mati, kami beristirahat sambil berfoto sejenak. Akhirnya, kami turun ke jalan setapak disekitar kawah dan berjalan hingga tiba di pos papandayan kira-kira pukul 15.30 WIB. setelah beristirahat, makan makanan yang dijajakan di pos papandayan, dan membeli sejumlah oleh-oleh, kami berangkat dengan  mobil pick up menuju simpang cisurupan dengan membayar masing-masing sebesar Rp 20000,-. setelah sampai disimpang cisurupan, kami naik angkot ke terminal guntur dengan membayar masing-masing sebesar Rp 12000,-. Setelah di terminal guntur, kami melanjutkan perjalanan ke bandung dengan bus "mio" dengan membayar ongkos masing-masing sebesar Rp 13000,-. kami meninggalkan terminal guntur kira-kira pukul 18.30 WIB dan sampai diterminal cicaheum kira-kira pukul 21.00 WIB.

kembali pulang

menjejak di hutan mati sebelum pulang

kawah papandayan dilihat dari hutan mati

dikala cantigi menyapa

tim beristirahat sebelum menuju bandung

beberapa menit setelah tiba kembali di pos papandayan

jangan ambil sesuatu kecuali gambar
jangan bunuh sesuatu kecuali waktu
jangan tinggalkan sesuatu kecuali jejak

tiada perjalanan tanpa oleh-oleh

biasanya pendaki yang mendaki papandayan hanya mendaki sampai tegal alun saja karena di puncak papandayan tidak terdapat sesuatu yang berarti (menurut keterangan beberapa pendaki). saya yang tiba di titik 2622 mdpl pun tidak menemukan sesuatu yang berarti selain sebuah tiang bendera pendek dan jurang yang tertutup oleh kabut. jadi, teman-teman yang memang ingin mendaki papandayan hendaknya sudah menentukan sebelumnya tempat-tempat yang dituju selama mendaki papandayan.

total biaya untuk transportasi yang saya keluarkan adalah RP 90000,- untuk rute bandung (terminal cicaheum) - papandayan - bandung (terminal cicaheum). saya menyediakan sendiri logistik saya dan menghabiskan kira-kira Rp 100000,-. Jadi, bisa diperkirakan bahwa untuk mendaki papandayan dari bandung cukup membudgetkan dana dengan kisaran Rp 200000,- sampai 300000,- per orang untuk dua hari.

untuk durasi mendaki, pos papandayan - pondok salada ditempuh dalam waktu 2 jam 15 menit, pondok salada - tegal alun di tempuh dalam waktu 1 jam 20 menit dan tegal alun - puncak 2622 mdpl - tegal alun ditempuh dalam waktu 1 jam.

sekian resume pendakian kali ini, semoga bermanfaat bagi bloggers sekalian.