Wednesday, December 3, 2014

catatan perjalanan ke gunung pangrango 3019 mdpl


pendakian penutupan, begitulah kira-kira. pangrango adalah gunung terakhir yang saya daki untuk tahun 2014 dengan tim kali ini beranggotakan hadohoan, vart madona, yohanes halim, dan masdiana damanik.




kami mendaki bulan november 2014 dimana hujan sudah mulai sering turun. ketika kami berangkat, ditengah jalan kami bertemu dengan rombongan yang baru saja turun setelah sehari sebelumnya menunda turun gunung karena badai di surya kencana. telaga biru saat itu memang terisi penuh oleh air hingga meluber ke selokan dan warnanya agak keruh. saat itu memang air sangat banyak sehingga kami tidak kesulitan air. kami memulai pendakian pukul 08.30 WIB dan sampai di kandang badak kira-kira pukul 16.30 WIB. sekalipun frekuensi hujan tinggi, kami sangat beruntung dalam perjalanan kali ini. setelah kami tiba di kandang badak, mendirikan tenda dan beristirahat, hujan turun cukup lebat. kami akhirnya memasak. pisau yang baru saya beli (pemakaian pertama) ternyata tak sengaja sedikit menggores tangan dona hehe (maapkan pisauku yang nakal).

keesokan harinya, karena subuh-subuh ternyata hujan, kami yang sudah bangun pun harus menunda summit. sekitar pukul 06.30 kami makan dan siap-siap. kami berangkat kira-kira pukul 07.30 WIB dan sampai di puncak pangrango kira-kira jam 09.30 WIB. setelah berfoto-foto, kami turun ke kandang badak, tetapi doan sudah ngebut duluan karena dia mau summit ke gede ASAP. akhirnya saya, dona, dan masdam turun bertiga (yohanes tidak ikut summit) dibelakang doan. setelah sampai di kandang badak, kami makan, karena segala sesuatu telah tersedia (yohanes memasak semuanya hehe). disaat kami sedang asik makan, doan kembali lagi ke kandang badak sehabis summit gunung gede (that guy is nut hahaha).

ada kekhawatiran tersendiri karena kami turun disaat sudah gelap, sementara cibodas masih jauh. Namun, kami beruntung lagi. hujan tidak turun sejak kami meninggalkan kandang badak hingga kami tiba di cibodas.  Akhirnya kami menginap semalam dibasecamp lalu esoknya pulang ke bandung.

semoga Tuhan dan semesta bersama para pemberani. salam lestari

Monday, December 1, 2014

catatan perjalanan pendakian gunung guntur 2249 mdpl via desa citiis

lama tidak menulis catper setelah sekian lama absen menggunung hehehe halo semua, kali ini saya mau sharing pengalaman mendaki guntur, dimana saya mendaki gunung guntur sebanyak dua kali. catper ini adalah catper untuk perjalanan yang pertama.



sebenarnya ini adalah semacam pendakian ulang oleh saya dan doan karena pertama kali kami mencoba mendaki guntur, kami nyasar hahaha akhirnya kami pulang dengan kekecewaan hehe tapi tak apalah. ternyata terbayar juga dengan samudera awan gunung guntur yang istimewa disaat sunrise.

gunung guntur terletak di garut, jawa barat. untuk menjangkau desa terdekat, yakni desa citiis dari bandung bisa dilakukan dengan naik motor ataupun dengan naik kendaraan umum. jika beruntung, kita bisa menawar elf tujuan garut untuk memutar ke desa terdekat (desa citiis). perjalanan naik kendaraan umum adalah tahun 2015 dan tim kami membayar Rp 30.000 per orang untuk sampai ke dekat basecamp.

kami sedikit kurang beruntung karena kami tidak dapat menumpang pada truk pasir sehingga dari basecamp kami berjalan kaki menyusuri jalan tambang sampai tiba didekat jalan setapak naik. kami tidak melewati air terjun, tetapi kami melewati jalur lurus pendakian gunung guntur dari kaki gunung hingga ke puncak. kami memulai perjalanan pukul 18.30 WIB dan sampai dipuncak 2 (titik GPS) sekitar pukul 02.00 WIB. trek gunung guntur termasuk sulit, melelahkan, dan terjal. tidak ada bonus dalam jalur pendakian guntur. Jadi, kita akan naik terus ketika mendaki gunung ini. untuk teman-teman ketahui, puncak guntur itu setinggi 2249 mdpl, sedangkan kita akan memulai mendakian dari desa citiis yang kurang lebih berada diketinggian 800an mdpl. jadi dari sisi jarak, mendaki gunung guntur termasuk jauh dan terjal. 

well, diantara paguci garut (papandayan, guntur, cikuray), menurut saya mendaki guntur jauh lebih melelahkan dan menguras tenaga dibanding papandayan dan cikuray. Namun, semua kelelahan itu terbayar dengan pemandangan sunrise yang menakjubkan. samudera awan kala itu sangatlah istimewa karena sangat tebal, serasa kasur empuk berada dibawah sana.

setelah muncak, kami turun dulu ke air terjun untuk menikmati aliran air sebelum kembali ke bandung. puas rasanya akhirnya bisa mendaki guntur setelah gagal di percobaan pertama =))