kali ini saya ingin mengangkat sebuah topik yang mungkin menarik bagi anda
yang ingin menyimak.
kali ini, yang
saya ingin angkat adalah "dosa keturunan". sebenarnya, adakah dosa yang
turun-temurun diwariskan? adakah dosa yang sama yang dilakukan dari
generasi ke generasi oleh suatu lineage? ini pendapat saya.
ada suatu pertanyaan, apakah jika seseorang melakukan dosa yang sama seperti yang
dilakukan ayahnya atau generasi sebelumnya, apakah hal itu terjadi
karena FAKTOR GARIS KETURUNAN?
untuk orang yang percaya,
kita pasti sepakat dengan hal ini bahwasanya ada dua jenis manusia
didunia ini, yaitu manusia berdosa dan manusia "yang dibenarkan". saya
sengaja memberi tanda petik pada kelompok kata "yang dibenarkan" untuk
menjelaskan sesuatu pada paragraf- paragraf berikutnya.
Didalam
pelatihan doktrin keselamatan yang pernah saya terima, saya menerima
beberapa hal yang menarik (dan saya mempercayai hal itu), yaitu
bahwasanya manusia telah berdosa dan kehilangan kemuliaan Allah.
manusia yang hidupnya kuduspun, dia tetap berdosa karena ia mendiami
daging (tubuh jasmani) yang dikandung dari dosa. berarti (kesimpulan
saya), manusia bisa benar-benar lepas dari dosa jika dan hanya jika ia
mati secara jasmani.
lalu, masalah "manusia yang
dibenarkan" juga menarik. sedikit mengaitkan dari khotbah seorang
pendeta, ia mengatakan bahwa manusia diciptakan tidak
dengan free will (kehendak bebas). andaikata manusia diciptakan dengan
free will, ia tidak perlu MEMPERTANGGUNGJAWABKAN dosanya dihadapan
Tuhan. Namun, manusia tetap bukan robot. Tuhan memberikan 'will' yang
lain, yaitu kehendak untuk memilih. manusia boleh memilih siapa yang
akan dia ikuti, apakah Tuhan atau mamon (yang lain juga boleh). jadi,
jika manusia berdosa, maka ia sendiri yang memutuskan.
Namun,
dalam doktrin keselamatan (yang saya terima), harus diperhatikan dengan seksama bahwa
ALLAH YANG MEMILIH SENDIRI orang-orang yang akan diselamatkan, yang
diawali dengan suatu peristiwa dimana manusia itu dibenarkan. berarti,
manusia yang dibenarkan adalah manusia YANG DIPILIH ALLAH SENDIRI
menurut hak absolut-Nya, dimana Roh Kudus turun menjamah hati orang
tersebut untuk sadar akan dosanya, kemudian ia memohon pengampunan dari
Tuhan, dan kemudian Tuhan mengampuni orang tersebut dan orang
tersebutpun dibenarkan dan diselamatkan. Tidak ada turut campur manusia
dalam hal dibenarkan, tetapi Allah sendiri yang bekerja.
dalam
kekristenan,apakah pernah terbukti ada orang yang semasa hidupnya
berbuat dosa, maka keturunannya pun berbuat dosa ; ataupun jika
seseorang hidup benar maka keturunannya berbuat benar? bagi saya, lineage
tidak ada pengaruhnya sama sekali terhadap berdosa atau tidaknya
seseorang, benar atau tidaknya seseorang. Tuhan yang memutuskan
seseorang dibenarkan. lalu mengapa orang bisa terus berbuat dosa? Tuhan
tidak melakukan apapun terhadap orang itu (maksudnya, tidak membuat dia
berbuat dosa), Tuhan hanya membiarkannya, Tuhan berlaku pasif, Tuhan
tidak memberikan karunia khusus (dibenarkan ; diselamatkan) kepadanya,
tetapi hanya memberikan karunia umum (cahaya matahari, kehidupan
jasmani, berkat jasmani, dan sejenisnya).
jadi, dapat
disimpulkan bahwa "dosa keturunan" itu hanya sebuah istilah yg keliru.
Jikalau ada seseorang berbuat dosa sama seperti dosa ayahnya atau
generasi diatasnya, maka kemungkinan yang terjadi adalah pewarisan
budaya yang buruk didalam keluarga, lingkungan yang "mendukung"
perbuatan dosa, dan yang lebih mendasar lagi, Tuhan membiarkan orang
tersebut.
additional notes :
jika anda bertanya
mengapa Tuhan MEMBIARKAN seseorang terus-menerus berbuat dosa, maka yang
berikut ini semoga bisa menjawab. Tuhan adalah kasih, tetapi Ia juga
ADIL. Ia ingin SEMUA manusia diselamatkan, tetapi keadilan-Nya tetap
berbicara. upah dosa adalah maut. jadi, dibawah kolong langit ini, harus
ada manusia yang diselamatkan dan harus ada manusia yang dihukum akibat
dari dosa. Maka, berbahagialah mereka yang dipanggil Tuhan untuk
diselamatkan-Nya.
No comments:
Post a Comment