Jaya Indonesia!
Sebentar lagi Indonesia akan memiliki presiden yang baru, yaitu presiden yang seluruh rakyat pilih bersama di pemilihan umum beberapa bulan yang lalu. sebagai orang kristen, yang perlu kita pahami
adalah bahwa Tuhan dapat menggunakan siapapun untuk menyatakan kehendakNya
tidak peduli apapun agama/kepercayaannya. Tuhan yang kita sembah adalah Tuhan
yang mengatur alam semesta dan mampu melakukan hal yang bahkan tidak kita
pikirkan. Saya ingin membagikan apa yang saya pikirkan terkait dengan keberadaan pemimpin baru yang akan kita sambut bersama.
Mari kita berkaca bagaimana pascakepemimpinan salomo
kerajaan Israel pecah karena tidak berhikmatnya rehabeam dalam menjawab
permintaan rakyat. Pada saat itu rakyat ingin meminta keringanan beban pada
raja rehabeam dan kemudian rehabeam meminta petuah dari tua-tua Israel dan
tua-tua Israel memberi nasihat untuk memenuhi permintaan rakyat (I raja-raja
pasal 12). Namun, rehabeam tidak menuruti nasihat tua-tua Israel dan justru
berbalik untuk menambah beban rakyat sehingga timbullah perlawanan dari rakyat
dipimpin oleh yerobeam. Apa yang bisa kita simpulkan? Pemimpin yang lalim tidak
disukai rakyat. Ada hal yang menarik dari nasihat tua-tua Israel yang diabaikan
oleh rehabeam, yaitu “jika hari ini engkau menjadi hamba rakyat, mau mengabdi kepada
mereka dengan kata-kata yang baik, maka mereka akan menjadi hamba-hambamu
sepanjang waktu.” Didalam kehendak Tuhanlah pemberontakan terhadap rehabeam
terjadi. Penindasan yang dilakukan rehabeam membuahkan perlawanan dari rakyat.
Mengapa hal itu terjadi? Rehabeam tidak mau menjadi hamba bagi rakyatnya. Ia
tidak mau melayani rakyatnya.
Kita juga bisa berkaca kepada nebukadnezar yang dihukum
memakan rumput – menjadi pemamah biak karena kesombongannya. Kita bisa melihat
juga raja-raja Israel yang dihukum Tuhan seperti daud, ahab, ahazia, dll.
Dituliskan bahwa Ahab melakukan hal yang jahat dimata Tuhan lebih dari apa yang
telah dilakukan raja-raja terdahulu. Mereka dihukum karena kesalahan yang
dibuatnya, padahal Tuhan sudah memberikan perintah bahwa harusnya mereka
melakukan ini dan itu. Tuhan tidak menyukai pemimpin yang tinggi hati, Tuhan
tidak menyukai pemimpin yang menggunakan kuasa dan wewenangnya untuk kepentingan
pribadi, Tuhan tidak menyukai pemimpin yang memberhalakan benda mati, yang
menggantungkan dirinya pada benda yang bahkan tidak memberi kekuatan apapun
Rasul paulus mengingingatkan jemaat di roma untuk taat pada
pemerintah. Namun, dilain pihak, jemaat di roma justru yang sering dianiaya
oleh kekaisaran roma karena menolak menyembah raja sebagai dewa. Disini kita
melihat bahwa sebagai warga negara pun, jemaat di roma tidak serta merta taat
pada pemerintah untuk hal-hal yang tidak benar, seperti menTuhankan manusia.
Tuhan memang menetapkan pemimpin bagi kita untuk
melaksanakan kehendak-Nya. Namun, yang perlu kita perhatikan adalah pemimpin
yang terpilih adalah manusia yang tidak dapat lolos dari kesalahan atau
kekhilafan. Warga negara yang baik adalah mereka yang dengan segala hikmat yang
Tuhan telah anugerahkan mau berpikir logis dalam menentukan mana yang benar dan
mana yang tidak. Kebijakan pemerintah sebenarnya tidak bisa menyenangkan semua
pihak, tetapi sudah seharusnya kebijakan pemerintah tidak bertentangan dengan
koridor-koridor yang sudah pendahulu kita sepakati bersama untuk kebaikan
bangsa ini.
No comments:
Post a Comment