Thursday, October 9, 2014

Tentang pemimpin baru



Jaya Indonesia!

Sebentar lagi Indonesia akan memiliki presiden yang baru, yaitu presiden yang seluruh rakyat pilih bersama di pemilihan umum beberapa bulan yang lalu. sebagai orang kristen, yang perlu kita pahami adalah bahwa Tuhan dapat menggunakan siapapun untuk menyatakan kehendakNya tidak peduli apapun agama/kepercayaannya. Tuhan yang kita sembah adalah Tuhan yang mengatur alam semesta dan mampu melakukan hal yang bahkan tidak kita pikirkan. Saya ingin membagikan apa yang saya pikirkan terkait dengan keberadaan pemimpin baru yang akan kita sambut bersama.


Mari kita berkaca bagaimana pascakepemimpinan salomo kerajaan Israel pecah karena tidak berhikmatnya rehabeam dalam menjawab permintaan rakyat. Pada saat itu rakyat ingin meminta keringanan beban pada raja rehabeam dan kemudian rehabeam meminta petuah dari tua-tua Israel dan tua-tua Israel memberi nasihat untuk memenuhi permintaan rakyat (I raja-raja pasal 12). Namun, rehabeam tidak menuruti nasihat tua-tua Israel dan justru berbalik untuk menambah beban rakyat sehingga timbullah perlawanan dari rakyat dipimpin oleh yerobeam. Apa yang bisa kita simpulkan? Pemimpin yang lalim tidak disukai rakyat. Ada hal yang menarik dari nasihat tua-tua Israel yang diabaikan oleh rehabeam, yaitu “jika hari ini engkau menjadi hamba rakyat, mau mengabdi kepada mereka dengan kata-kata yang baik, maka mereka akan menjadi hamba-hambamu sepanjang waktu.” Didalam kehendak Tuhanlah pemberontakan terhadap rehabeam terjadi. Penindasan yang dilakukan rehabeam membuahkan perlawanan dari rakyat. Mengapa hal itu terjadi? Rehabeam tidak mau menjadi hamba bagi rakyatnya. Ia tidak mau melayani rakyatnya.


Kita juga bisa berkaca kepada nebukadnezar yang dihukum memakan rumput – menjadi pemamah biak karena kesombongannya. Kita bisa melihat juga raja-raja Israel yang dihukum Tuhan seperti daud, ahab, ahazia, dll. Dituliskan bahwa Ahab melakukan hal yang jahat dimata Tuhan lebih dari apa yang telah dilakukan raja-raja terdahulu. Mereka dihukum karena kesalahan yang dibuatnya, padahal Tuhan sudah memberikan perintah bahwa harusnya mereka melakukan ini dan itu. Tuhan tidak menyukai pemimpin yang tinggi hati, Tuhan tidak menyukai pemimpin yang menggunakan kuasa dan wewenangnya untuk kepentingan pribadi, Tuhan tidak menyukai pemimpin yang memberhalakan benda mati, yang menggantungkan dirinya pada benda yang bahkan tidak memberi kekuatan apapun


Rasul paulus  mengingingatkan jemaat di roma untuk taat pada pemerintah. Namun, dilain pihak, jemaat di roma justru yang sering dianiaya oleh kekaisaran roma karena menolak menyembah raja sebagai dewa. Disini kita melihat bahwa sebagai warga negara pun, jemaat di roma tidak serta merta taat pada pemerintah untuk hal-hal yang tidak benar, seperti menTuhankan manusia.

Tuhan memang menetapkan pemimpin bagi kita untuk melaksanakan kehendak-Nya. Namun, yang perlu kita perhatikan adalah pemimpin yang terpilih adalah manusia yang tidak dapat lolos dari kesalahan atau kekhilafan. Warga negara yang baik adalah mereka yang dengan segala hikmat yang Tuhan telah anugerahkan mau berpikir logis dalam menentukan mana yang benar dan mana yang tidak. Kebijakan pemerintah sebenarnya tidak bisa menyenangkan semua pihak, tetapi sudah seharusnya kebijakan pemerintah tidak bertentangan dengan koridor-koridor yang sudah pendahulu kita sepakati bersama untuk kebaikan bangsa ini.

No comments:

Post a Comment