Monday, August 8, 2016

Munafik dalam sudut pandang Yesus

memang menarik tatkala kita membaca alkitab dan melihat perseteruan antara Yesus dengan ahli-ahli taurat serta orang farisi, dimana betapa tersinggung dan sakit hatinya mereka karena berkali-kali Yesus menyatakan mereka adalah orang-orang munafik. eh, tunggu dulu! munafik? apakah orang yahudi ini tindakan di hidupnya tidak selaras dengan apa yang mereka ajarkan? ternyata tidak. mereka sangat konsisten dengan perkataan dan tindakan. perkataan dan tindakan mereka sangat selaras sehingga kalau kita menuding mereka munafik, mereka akan bertanya balik, "dibagian manakah aku tidak melakukan apa yang aku ajarkan?" mereka tampak sempurna sekali diluar, tetapi tudingan Yesus itu tajam sekali. lalu, apa yang dimaksud Yesus dengan munafik disini?

here we go. memang sejatinya hati mereka itu busuk sehingga mereka melakukan segala bentuk ibadah hanya supaya mereka dilihat dan dikagumi orang dan yang sama parahnya adalah bahwa mereka an menggunakan hukum taurat dan membentuk standar tertentu yang bisa mereka penuhi lalu memaksa orang lain untuk mengikuti standar itu. jika orang lain tak mampu memenuhi standar yang mereka buat sendiri, maka dengan menggunakan hukum taurat mereka akan menghukum orang lain. mereka memanfaatkan ketidaktahuan orang lain akan kitab suci untuk menekan orang lain dan menghukum mereka dengan konsekuensi yang sangat berat. benar mereka membayar persembahan. tetapi mereka abaikan keadilan, belas kasihan, dan kesetiaan (matius 23 : 23). mereka hendak menghukum perempuan yang kedapatan berbuat dosa, tetapi lupa bahwa mereka sendiri berdosa. "kamu harus ikut standar kami!" inilah yang disebut munafik, dimana mereka memplintir esensi kitab suci hanya supaya orang-orang mengikuti standar mereka, bukan mengikut Tuhan.

seberapa sering kita seperti ini? kita kurang menggali kekayaan kitab suci, tetapi mematok standar yang harus diikuti orang lain sebagai standar spritualitas?

"Tuhan itu mahakaya sehingga sebagai anakNya pun kita harus kaya raya. menjadi kaya adalah tanda kita diberkati Tuhan. miskin adalah tanda kita kena kutuk Tuhan". sering mendengar yang demikian? apakah Tuhan tidak akan pakai orang miskin untuk nyatakan kemuliaanNya? dilain pihak, coba kalau kita membaca alkitab, kita akan lebih sering lihat Tuhan Yesus memakai orang-orang miskin dan orang-orang biasa untuk pekerjaanNya. statement "kaya = diberkati Tuhan, miskin = dikutuk Tuhan" adalah bentuk kemunafikan spiritual. manusia membentuk standar karena mereka bisa mencapai itu, bukan karena alkitab dengan jelas menyatakan demikian.

"nilai kita harus setinggi-tingginya. (bagi yang mahasiswa) hanya dengan IPK yang tinggi kita bisa menjadi garam dan terang dunia. yang pintar akan menjadi yang terdepan". apakah ini sesuai dengan alkitab? hal demikian justru kontradiksi dengan ini, bahwasanya "tetapi apa yang bodoh bagi dunia, dipilih Allah untuk memalukan orang-orang yang berhikmat, dan apa yang lemah bagi dunia, dipilih Allah untuk memalukan apa yang kuat (I korintus 1 : 27)". lagi-lagi manusia membentuk standar yang hanya bisa mereka penuhi, tetapi mengabaikan yang bahkan sudah dengan jelas dinyatakan dalam alkitab. "akademik bagus = diberkati Tuhan, akademik jelek = dikutuk Tuhan" pun bentuk kemunafikan spiritual. kita bisa lihat sendiri bahwa ada orang menerima 5 talenta, ada yang 2 talenta, ada yang satu, masing-masing menurut kemampuannya. Tuhan memberi kemampuan kepada masing-masing orang berdasarkan standarNya sendiri.

"tubuh kita sehat = kita diberkati Tuhan. kita sakit = kita kena kutuk" pun bentuk kemunafikan spiritual karena manusia adalah mahluk yang rapuh sejak jatuh kedalam dosa sehingga tidak ada satu manusiapun didunia ini yang tidak mungkin jatuh sakit. lalu mengapa ada orang yang membentuk standar yang hanya bisa dipenuhinya sendiri dan mendukakan hati orang yang sedang menderita?

seberapa sering kita mematok standar spiritualitas yang harus diikuti orang yang hanya bisa kita penuhi, sementara Firman Tuhan tidak pernah mengajarkan hal itu; sementara Firman Tuhan bahkan lebih kaya dari standar remeh yang kita buat? betapa terasa mengerikannya ketika kita melihat kepada diri sendiri dan ternyata selama ini kita munafik dan Tuhan Yesus mengecam kita. kita tidak bisa mematok standar spiritualitas untuk diikuti orang lain selama kita sendiri masih pendek dan dangkal. mari terus belajar menggali Firman Tuhan supaya kekayaanNya bisa dibagikan pada semua orang dan jangan lupa kenakan keadilan, belas kasihan, dan kesetiaan.

No comments:

Post a Comment