Wednesday, October 24, 2012

Sikap dalam memandang kisah malin kundang



Kita semua yang telah lama hidup di Indonesia pastilah tahu akan kisah malin kundang, si anak durhaka. Malin kundang yang pergi merantau dan pulang ke kampungnya dalam keadaan sukses, menyangkal bahwa seorang nenek tua yang datang kepadanya adalah ibunya sehingga ibunya mengutuknya sehingga malin kundang berubah menjadi batu.

Pada umumnya kisah ini diceritakan kepada anak-anak kecil sebagai peringatan dan nasihat bagi mereka agar tidak durhaka terhadap orang tua. Namun, adakah nilai yang bisa dipetik oleh orang dewasa, bahkan orang yang sudah lanjut usia sekalipun dari kisah ini? Saya ingin memberi pendapat.

Memang pada dasarnya malin kundang menyangkal keberadaan ibunya karena malu pada istrinya bahwasanya ia yang sudah sukses ternyata mempunyai ibu yang penampilannya tidak seperti orang berada. Penting bagi kita untuk sadar tentang hal sepele bahwasanya malin kundang merantau sangat jauh, sementara pada zaman itu tidak ada wesel pos, bank, apalagi ATM. Jadi, ibunya tetap hidup miskin karena tidak mendapat “kiriman” dari malin kundang sehingga penampilannya pun demikian. Bagi anda yang sudah sukses, janganlah pernah lupa untuk peduli kepada orang tua anda, setidaknya peliharalah kesejahteraan mereka dimasa tua mereka dengan harta yang anda punya karena memang demikian kewajiban seorang anak kepada orang tua.

Kepulangan malin kundang kembali ke kampung halamannya merupakan sebuah indikasi positif bahwasanya ia tidak lupa akan kampung halaman. Bagi anda para perantau, apakah anda masih ingat akan kampung halaman anda diperantauan? Ataukah anda sudah lupa dimana anda biasa bermain, bercanda, dan bergurau bersama teman-teman anda? Bagi anda yang mungkin kampung halamannya masih merupakan daerah tertinggal, alangkah baiknya jika anda sudah sukses, entah meraih gelar akademik atau sukses secara finansial, tidak ada salahnya untuk kembali ke daerah anda dan membangun daerah anda dengan kemampuan yang anda punya.

Sebenarnya tanggapan ibu malin kundang akan perlakuan anaknya tidak patut dicontoh. Untuk anda para orang tua, jika anda mengaku mencintai anak anda, pernahkah anda berikhtiar untuk mengutuk anak anda? Tentu saja tidak. Orang tua harusnya mencintai anak mereka apapun dan bagaimanapun sikap dan keadaan anak mereka. Cinta orang tua akan anak haruslah menjadi cinta sampai akhir hayat. Adalah suatu hal yang tidak patut jika orang tua mengutuki anaknya. Orang tua harusnya memberkati dan mendoakan anak-anak mereka agar kepada anak-anak mereka dianugerahkan segala sesuatu yang baik, bukannya mengutuk. 

Penyesalan selalu datang kemudian. Penyesalan ibu malin kundang ketika tahu anaknya telah berubah menjadi batu adalah tanda bahwa seharusnya dalam mengambil keputusan kita harus menggunakan akal sehat sekalipun berada ditengah sakit hati atau kekecewaan.

Mengampuni kesalahan orang adalah baik. Mari kita lebih melihat hal-hal yang baik dan berpikir lebih jernih sehingga kita tidak jatuh kedalam keputusan yang kelak akan kita sesali.

Tuesday, October 16, 2012

salahkah berpakaian ala KPOP?



Atas pertanyaan yang merupakan judul dari tulisan ini, saya sebenarnya tidak ingin menyatakan apakah saya setuju atau tidak. Namun, saya hanya ingin mengutarakan pendapat saya tentang tren berpakaian ala KPOP yang akhir-akhir ini cukup mendapat perhatian disetiap obrolan ringan di masyarakat kita.

Sebenarnya apa yang mempengaruhi gaya berpakaian seseorang, atau sekelompok orang? Asumsi saya, mungkin kita akan manjawab bahwa gaya berpakaian dipengaruhi oleh mode yang sedang tren. Lalu, darimana kita mengetahui bahwa suatu gaya berpakaian tertentu sedang tren? Tentu saja melalui media massa, baik cetak maupun elektronik. 

Sebelumnya, saya ingin menjelaskan apa itu tren. Tren merupakan kata yang diserap dari bahasa inggris, yaitu trend, yang artinya kecenderungan. Trend sendiri bermakna a general direction or tendency.

gaya berpakaian tertentu sebenarnya lahir dari inovasi perancang model pakaian tersebut. Kemudian, media massa menyebarkan sehingga diketahui khalayak ramai sehingga masyarakat sendiri melihat bahwa di media massa ternyata terus-menerus muncul gaya-gaya berpakaian tertentu sehingga masyarakat beranggapan bahwa gaya berpakaian tersebut sedang tren atau sedang digandrungi banyak orang. Media massa punya peran penting dalam penyebaran atau publikasi atau bahkan promosi model atau gaya berpakaian tertentu. Perlu kita perhatikan dengan seksama bahwa jika inovasi yang baru lahir dan ternyata mendapat promosi yang cukup kuat melalui media massa, tren yang baru akan menenggelamkan tren yang lama. Kecenderungan lain, misalnya, seorang inovator dalam gaya berpakaian bisa saja berbalik ke mode-mode lama dan memopulerkannya kembali. Hal tersebut bisa saja dan sering terjadi, bukan?

Berbicara mode berpakaian, kita tidak bisa terlepas dari dua aspek besar, yaitu aspek fungsi dan aspek estetika. Aspek fungsi berarti kita menggunakan pakaian sesuai fungsi dan kegunaannya. Adalah hal yang aneh jika kaos kaki dipakaian ditangan, bukan? Aspek fungsi pun dapat ditinjau di sisi, misalnya, apakah pakaian yang kita kenakan membuat kita nyaman dan percaya diri atau tidak. Aspek fungsi ini lebih subyektif; lebih bergantung kepada si pemakai. 

Lalu bagaimana dengan aspek estetika? Aspek yang satu ini sifatnya obyektif. Aspek ini sering dinilai oleh orang lain, bukan si pemakai, apakah pakaian yang dikenakan si pemakai cocok atau tidak. Cocok atau tidak suatu mode pakaian terhadap seseorang menurut saya dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor internal dan faktor eksternal dari si pemakai. Faktor internal berupa dimensi wajah, dimensi tubuh, kepribadian, dll. Adalah suatu hal yang aneh jika ada seseorang yang kelelakiannya kuat kemudian berpakaian layaknya wanita, bukan? Faktor eksternal yang sangat mencolok pengaruhnya terhadap penilaian pada estetika berpakaian adalah faktor budaya.

Anda bisa menemukan definisi budaya dari berbagai sumber sehingga saya tidak perlu membahasnya lagi. Mari kita mulai dengan sebuah pertanyaan, “apakah berpakaian ala KPOP sesuai dengan budaya yang ada di negeri kita?”

Bagi saya, tidak. Mengapa? Karena itu adalah gaya berpakaian modern ala orang korea, bukan? Lalu, apakah pantas orang yang tinggal di Indonesia berpakaian ala KPOP? Sekali lagi, kembali apakah cocok atau tidak itu bergantung pada si pemakai, apakah memang cocok atau tidak. Jikalau memang anda mau berpakaian ala KPOP karena mengidolakan bintang pop korea atau karena di mata anda mode ala KPOP itu terlihat bagus, menurut saya tidak salah jika anda mengenakannya. Itu hak anda. Namun, hal yang penting harus diingat bahwasanya setiap pilihan pasti mendatangkan konsekuensi, termasuk dalam hal apa yang kita kenakan. Berdandan ala KPOP berarti anda sudah siap andaikata dicibir atau diolok atau bahkan di hina oleh mereka yang tidak suka karena pada dasarnya mode berpakaian ala KPOP itu tidak terlalu cocok dengan kultur budaya yang ada disekeliling kita.

Memang terkesan tidak adil kalau kita membandingkan orang yang berdandan ala KPOP dengan mereka yang berdandan ala artis atau musisi amerika, baik yang bergaya rock, metal, punk, hip-hop, atau yang lainnya. Sepertinya memang mungkin saja mode berpakaian ala KPOP itu lebih cocok kepada mereka yang berkulit putih dan bermata sipit layaknya orang korea sehingga ketika dikenakan oleh orang Indonesia yang rata-rata berkulit sawo matang dan bermata bulat mungkin terlihat aneh.

Dalam berpakaian, bagaimana membuat diri anda menarik, marilah bijak dalam memilih. Pilihlah apa yang cocok dengan anda.

Wednesday, October 10, 2012

korban pemerkosaan dilarang bersekolah?

melihat pemberitaan di media bagaimana ASS, korban pemerkosaan yang ditolak bersekolah disekolahnya membuat saya merasa miris. Alasan ASS ditolak sekolahnya adalah karena ia telah mencemarkan nama baik sekolah. pertanyaan saya, disisi mana ia mencemarkan nama baik sekolah?

ibarat sudah jatuh tertimpa tangga, mungkin itulah peribahasa yang tepat untuk menggambarkan keadaan ASS. saya sebenarnya heran mengapa ia dianggap seorang "kriminal" oleh sekolahnya sehingga dianggap mencemarkan nama baik sekolah, sedangkan ia sendiri adalah korban tindak kriminal. bahkan menurut suatu pemberitaan, ASS disindir pembina upacara pada saat upacara bendera dan ASS diusir dari kelas. bagi saya, ini adalah satu contoh miris dari dunia pendidikan indonesia.

Bukankah pendidikan itu tujuannya adalah memanusiakan manusia? Jika demikian, pelaku atau sistem pendidikan harus mendidik mahluk yang bernama manusia, bukan? pertanyaannya, apakah pelaku atau sistem pendidikan harus melihat dulu INPUT kualitas atau kuantitas manusia yang akan dididik? bagi saya, tidak. Memanusiakan manusia artinya menerima semua jenis dan model manusia sebagai input demi sebuah output yang diinginkan, yaitu manusia yang sudah dimanusiakan. mengapa pendidikan harus melihat latar belakang dari manusia yang akan dididik? Jika demikian, marilah kita mengubah tujuan pendidikan bahwasanya tujuan pendidikan adalah memanusiakan segolongan manusia saja.

CAMKAN! korban pemerkosaan bukan sampah masyarakat. mereka memiliki hak yang sama dengan manusia lainnya. Hak untuk hidup, hak untuk merdeka, hak untuk menyampaikan pendapat, hak untuk mendapatkan pendidikan dan penghidupan yang layak, dan lain sebagainya. melarang seorang korban pemerkosaan untuk belajar, dimata saya adalah BENTUK PELANGGARAN HAM. Yang menyedihkan adalah bahwasanya pelarangan justru dilakukan oleh SEKOLAH yang adalah INSTITUSI PENDIDIKAN. bukankah sebagai institusi pendidikan, SEKOLAH harusnya berperan dalam memanusiakan manusia, dalam hal ini adalah siswa-siswa?

Bagi saya, yang namanya tindakan-tindakan mencemarkan nama baik sekolah itu seperti minum minuman keras, masih berpakaian seragam, membuat kekacauan dan ditangkap polisi, atau dengan berpakaian seragam tertangkap basah sedang mengonsumsi narkoba, atau tawuran, atau yang lain. Lalu, mengapa KORBAN TINDAK KRIMINAL dinilai mencemarkan nama baik sekolah? kejahatan apa yang telah dilakukannya? "lucu" sekali.

Saran saya bagi orang tua ASS, carilah sekolah yang baru untuk anak anda karena beberapa faktor. pertama, ASS telah menerima trauma (menurut saya akut) dari sekolahnya yang sekarang. Bersekolah disana hanya akan membuatnya tertekan secara batin. selain itu, ia yang sudah "cemar" namanya disekolah itu, entah karena "dicemarkan" pada saat upacara atau dari berita dari mulut ke mulut, akan membuat ASS menjadi bulan-bulanan cibiran teman-teman sekolahnya.

lalu, carilah sekolah diluar kota, bila perlu diluar negeri, dan bersistem asrama dengan disiplin tinggi supaya tuntutan akademik yang berat bisa membuatnya bekerja keras sehingga dapat menimbulkan lagi kepercayaan diri (apalagi jika ASS adalah anak yang pandai). Namun, hindari sekolah yang siswa-siswanya adalah semua wanita. carilah sekolah yang jumlah siswa dan siswinya berimbang.

kalau harus diluar kota, carilah daerah yang relatif tidak terlalu besar, tetapi ada sekolah disana yang memiliki kualitas pendidikan yang baik. ada banyak daerah di Indonesia yang seperti itu. 

jikalau memang susah, biarkan dia menunggu sampai tahun ajaran sekarang berakhir. tak masalah jika ia terlambat hanya setahun ajaran. dalam waktu-waktu itu, lakukan berbagai upaya untuk menyembuhkan traumanya. barangkali, ia bisa sambil mengikuti bimbingan belajar, mengikuti kursus atau pelatihan untuk mengembangkan bakat dan potensinya.

ASS belum habis. Ia masih punya masa depan. Namun, semua pihak terkait dituntut perannya. Orang tua harus tetap OPTIMIS, itu sangat penting. Orang tua juga bisa meminta bantuan ke KPAI untuk dicarikan solusi tentang ASS.

disaat seperti ini, ASS hanya butuh orang yang tidak berikhtiar memojokkannya. Orang tua adalah yang pertama dan utama. Sebagaimanapun ASS, haruslah orang tuanya menyayangi dia seperti yang sudah-sudah.

bagi anda yang menganggap bahwa orang seperti ASS adalah aib atau sejenisnya, camkan ini. Anda BOLEH menghina, mencibir, mengolok orang yang seperti ASS, JIKA dan HANYA JIKA anda TIDAK pernah BERBUAT KESALAHAN/DOSA. Jika anda pernah berbuat salah, apa bedanya anda dengan pendosa-pendosa yang lain?