Kita semua yang telah lama hidup
di Indonesia pastilah tahu akan kisah malin kundang, si anak durhaka. Malin
kundang yang pergi merantau dan pulang ke kampungnya dalam keadaan sukses,
menyangkal bahwa seorang nenek tua yang datang kepadanya adalah ibunya sehingga
ibunya mengutuknya sehingga malin kundang berubah menjadi batu.
Pada umumnya kisah ini
diceritakan kepada anak-anak kecil sebagai peringatan dan nasihat bagi mereka
agar tidak durhaka terhadap orang tua. Namun, adakah nilai yang bisa dipetik
oleh orang dewasa, bahkan orang yang sudah lanjut usia sekalipun dari kisah
ini? Saya ingin memberi pendapat.
Memang pada dasarnya malin
kundang menyangkal keberadaan ibunya karena malu pada istrinya bahwasanya ia yang
sudah sukses ternyata mempunyai ibu yang penampilannya tidak seperti orang
berada. Penting bagi kita untuk sadar tentang hal sepele bahwasanya malin
kundang merantau sangat jauh, sementara pada zaman itu tidak ada wesel pos,
bank, apalagi ATM. Jadi, ibunya tetap hidup miskin karena tidak mendapat
“kiriman” dari malin kundang sehingga penampilannya pun demikian. Bagi anda
yang sudah sukses, janganlah pernah lupa untuk peduli kepada orang tua anda,
setidaknya peliharalah kesejahteraan mereka dimasa tua mereka dengan harta yang
anda punya karena memang demikian kewajiban seorang anak kepada orang tua.
Kepulangan malin kundang kembali
ke kampung halamannya merupakan sebuah indikasi positif bahwasanya ia tidak
lupa akan kampung halaman. Bagi anda para perantau, apakah anda masih ingat
akan kampung halaman anda diperantauan? Ataukah anda sudah lupa dimana anda
biasa bermain, bercanda, dan bergurau bersama teman-teman anda? Bagi anda yang
mungkin kampung halamannya masih merupakan daerah tertinggal, alangkah baiknya
jika anda sudah sukses, entah meraih gelar akademik atau sukses secara
finansial, tidak ada salahnya untuk kembali ke daerah anda dan membangun daerah
anda dengan kemampuan yang anda punya.
Sebenarnya tanggapan ibu malin
kundang akan perlakuan anaknya tidak patut dicontoh. Untuk anda para orang tua,
jika anda mengaku mencintai anak anda, pernahkah anda berikhtiar untuk mengutuk
anak anda? Tentu saja tidak. Orang tua harusnya mencintai anak mereka apapun
dan bagaimanapun sikap dan keadaan anak mereka. Cinta orang tua akan anak
haruslah menjadi cinta sampai akhir hayat. Adalah suatu hal yang tidak patut
jika orang tua mengutuki anaknya. Orang tua harusnya memberkati dan mendoakan
anak-anak mereka agar kepada anak-anak mereka dianugerahkan segala sesuatu yang
baik, bukannya mengutuk.
Penyesalan selalu datang
kemudian. Penyesalan ibu malin kundang ketika tahu anaknya telah berubah
menjadi batu adalah tanda bahwa seharusnya dalam mengambil keputusan kita harus
menggunakan akal sehat sekalipun berada ditengah sakit hati atau kekecewaan.
Mengampuni kesalahan orang adalah
baik. Mari kita lebih melihat hal-hal yang baik dan berpikir lebih jernih
sehingga kita tidak jatuh kedalam keputusan yang kelak akan kita sesali.