"we use money we don't have to impress people we don't like".
suatu waktu dalam momen santai saya, saya bermain facebook dan melihat quotes diatas di post oleh suatu akun official. ya, seperti standar quotes pada umumnya sepertinya memang biasa saja. Hanya saja, kemudian pikiran saya mengalami mindblowing. kira-kira untuk apa seseorang menghabiskan uang selain untuk kebutuhan hidup? fakta yang menggelikan justru ada beberapa yang menggunakannya hanya untuk narsis.
narsis disini bukan sekedar suka foto selfie lalu mengunggahnya di media sosial, tetapi lebih dalam lagi hal ini menyoal bagaimana orang - orang demikian menempatkan diri seolah olah dirinya adalah center of society, atau lebih parahnya adalah center of universe. memang pada dasarnya aktualisasi diri merupakan kebutuhan hidup paling puncak menurut abraham maslow. Namun, ada kalanya makna aktualisasi diri ini bergeser menjadi negatif, yang kemudian menjadi narsisme
mungkin ini adalah akibat dari terbukanya akses informasi dengan sangat luasnya. kita tidak hanya bisa mendapat informasi, tetapi juga memberi informasi dalam banyak konten, entah kutipan, tulisan, foto, video, audio, dlsb. Kemudian narsisme ini menjalar tatkala orang berpikir bahwa dirinya memiliki sesuatu yang bagus, yang baik, dan yang menganggumkan, yang kemudian ia mulai menempatkan diri sebagai center of society dan merasa ia pantas mendapat pujian dari orang lain. well, no body cares hehehe
yeah no body cares. Namun, orang - orang ini menginginkan perhatian, pujian, dan sorak karena sudah merasa dirinya istimewa, padahal biasa saja. mereka ingin dikagumi dan dianggap sesuatu oleh sekelilingnya, padahal mereka sejatinya orang yang biasa saja. Yang satu datang kepada yang lain menginginkan perhatian, mulai centil, genit, lalu pindah ke orang yang lain dan bersikap yang sama untuk seterusnya. Kemudian, kekecewaan datang tatkala mereka tidak mendapat semua perhatian itu.
mereka yang tertimpa kemalangan pun bisa narsis juga. mereka menempatkan diri sebagai center of society dengan label pihak yang paling menderita. mereka ingin diperhatikan, dibujuk, dibela rasa, diberi belas kasihan, dan mendapat empati lebih. hal seperti ini juga berbahaya. dalam keadaan baik maupun buruk, manusia tetap bisa narsis. internet sekarang banyak menunjukkan kasus-kasus orang hanya ingin menjadi yang terkemuka dan menjadi lupa diri. orang merasa diri benar dan marah ketika dikritik performanya. narsisme dan egoisme bisa jadi kombinasi yang buruk.
memang sejauh ini manusia masih dianggap sebagai mahluk cerdas dimuka bumi. Namun, manusia tetap kecil diantara alam semesta yang luas ini. bahkan bumi yang luas ini masih sangat kecil jika dibandingkan dengan asteroid raksasa diluar angkasa sana. sebenarnya siapa manusia sehingga berhak "menuntut" dan "meminta" perhatian dari sesamanya? manusia jelas boleh menuntut hak jika telah melaksanakan kewajibannya dan manusia jelas berhak menuntut apabila hak-haknya tidak dipenuhi setelah melaksanakan kewajiban itu. Namun, berusaha membuat orang lain mengagumi diri mereka dengan cara-cara yang tidak patut itu sangat diluar konteks kenormalan dalam bermanusia. dari zaman batu sampai zaman sekarang pun manusia tetaplah terdiri dari air, daging dan tulang.
manusia perlu melakukan apa yang perlu dia lakukan. tugas dan tanggung jawabnya ia penuhi, lalu ia dapat haknya. dikagumi dan dipuji itu bukanlah hak. orang dalam kemalangan pun tidak patut menuntut perhatian dari orang lain. cinta diri berlebihan, keinginan menempatkan diri diatas segalanya, serta haus pujian dan perhatian adalah racun pikiran. Banyak orang tidak sadar bahwa mereka narsis. Namun, memeriksa tingkat kenarsisan itu mudah saja. pernahkah anda kecewa terhadap orang yang anda inginkan memerhatikan anda, tetapi ia tidak memberikannya? jika ya, maka anda memang narsis. pernahkah anda kecewa ketika dalam kemalangan, anda tidak mendapat empati dari teman-teman anda? jika ya, maka anda memang narsis. dalam kasus orang teis, jika anda mengalami kemujuran, apakah anda pernah ingat Tuhan anda? jika tidak, maka anda memang narsis. jika anda teis, anda mengalami kemalangan, pernahkah anda malah complain kepada Tuhan mengapa anda mengalami kemalangan? jika pernah, maka anda memang narsis. anda tidak patut kecewa atas hal yang untuk memberikannya kepada anda, seperti perhatian dan empati, orang lain cukup berinisiatif. anda bukan center of society, anda bukan center of universe.
Yang kita butuhkan adalah cek diri, sadar diri, dan rendah hatilah. jaman ini memang membuat kebenaran terlihat abu-abu, tetapi sebenarnya hitam dan putih itu jelas sekali, sejelas tak bisa bersatunya air dan minyak. Ketika kemalangan terjadi, pikirkanlah apakah kemalangan tersebut bisa mentransformasi pemikiran kita ke tahap yang lebih baik. ketika kemujuran datang, kita tetap waspada dan rendah hati. yang perlu hilang dari dalam diri adalah rasa untuk diistimewakan. kita tidak perlu itu semua. justru yang kita perlu lakukan adalah banyak memberi. alih-alih diperhatikan, ita perlu banyak memberi perhatian dan empati kepada orang lain yang memang layak membutuhkannya. diatas semuanya, kita harus selalu rendah hati dan banyak bersyukur atas kebaikan dan kemalangan yang terjadi dalam hidup.