pernahkah anda melihat wanita bersolek dengan memakan waktu yang lama?
Jika anda protes, kira-kira apakah jawaban si wanita? Menurut hemat
saya, si wanita akan menjawab kira-kira seperti ini, "sabar dong, wanita
kan selalu ingin terlihat cantik".
Pernahkah anda melihat pria yang menata rambutnya hingga memakan waktu yang lama? Jika anda protes, kira-kira apa jawaban si pria? Menurut hemat saya, si pria akan menjawab kira-kira seperti ini, "sabar dong, rambut gue belum selesai, belum ganteng neh".
Dari dua kasus diatas, andaikata ditanyakan kepada anda, apakah suatu hak atau kewajiban, tuntutan untuk terlihat menarik itu? Saya yakin mayoritas dari anda akan menjawab bahwa terlihat menarik adalah hak setiap orang. Kita simpan dulu jawaban tersebut, dan mari kita melangkah ke bagian lain.
didalam kamus bahasa indonesia, hak memiliki pengertian tentang suatu hal yang benar, milik, kepunyaan, kewenangan, kekuasaan untuk berbuat sesuatu (karena telah ditentukan oleh undang-undang, aturan, dsb), kekuasaan yang benar atas sesuatu untuk menuntut sesuatu, derajat atau martabat (sumber : wikipedia). Berarti, jika kita mengatakan bahwa tampil menarik adalah hak seseorang, berdasarkan definisi hak kita dapat menyimpulkan bahwa tampil menarik merupakan natur seseorang, bukan? kita bisa mengatakan bahwa seseorang pasti punya keinginan untuk tampil menarik karena tampil menarik adalah hak. Selain itu, dapat disimpulkan bahwa mungkin tidak seorangpun yang mau menggadaikan haknya, bukan? Saya yakin mayoritas dari anda setuju bahwa hak itu harus dipertahankan.
Mari kita membahas yang lain lagi. Tampil menarik itu relatif, tetapi saya akan membagi hal tersebut menjadi dua bagian berdasarkan respon, yaitu positif dan negatif. Tampil menarik secara positif berarti penampilan kita terlihat baik dimata orang lain, baik kualitas maupun kuantitas. Sebaliknya, tampil menarik secara negatif berarti bahwa penampilan kita memang membuat orang lain tertarik kepada kita, tetapi ketertarikannya disini adalah untuk mencemooh, mencibir, mengejek, atau yang lainnya.
umumnya, baik atau tidaknya penampilan seseorang dimata orang lain itu dipengaruhi oleh - salah satunya - faktor budaya. Sebagai contoh, disuatu tempat yang memiliki budaya tampil rapi dalam hal berpakaian, orang-orang disana akan merasa risih andai ada orang lain datang dengan penampilan yang berantakan. Berarti, dalam hal tampil menarik, faktor budaya setempat harus dipertimbangkan, apakah respon yang akan diterima itu positif atau negatif.
Mari kita masuk ke ide utama yang ingin saya paparkan. pernahkah anda melihat seorang mahasiswa pergi kuliah dengan celana pendek dan sendal jepit, padahal dia bisa lebih baik dari sekedar mengenakan yang seperti itu? Pernahkah anda melihat seseorang pergi melamar kerja hanya dengan memakai sendal, jeans, dan kaos oblong? Jika kita mengatakan bahwa tampil menarik adalah hak, dan tampil menarik itu disesuaikan dengan budaya, mengapa dua sampel diatas begitu mudahnya melepas haknya untuk tampil menarik? Bahwasanya datang ke ruang kuliah dengan celana pendek dan sendal jepit itu menarik, yaitu menarik perhatian dosen-dosen tertentu untuk mengusir yang bersangkutan keluar kelas, bukan? bahwasanya melamar kerja dengan menggunakan sendal, jeans, dan kaos oblong itu menarik, yaitu menarik perhatian HRD untuk mencoret semua berkas yang diserahkan sekalipun si pelamar merupakan orang yang pintar, bukan?
Dimana bumi dipijak disitu langit dijunjung. Tampil menarik, rapih, dsb adalah hak seseorang, tetapi apakah karena tampil menarik adalah hak sehingga seseorang bisa seenaknya? Tentu tidak. Ada banyak faktor yang harus dipertimbangkan dalam bertindak. Budaya yang sudah mengakar sulit untuk di tentang. Jika anda merasa tidak cocok dengan suatu budaya, pergilah dari sana. Jika anda merasa cocok dengan suatu budaya, menetaplah disana. Hak adalah milik satu orang, tetapi budaya adalah nilai yang dimiliki bersama-sama oleh sekumpulan orang berdasarkan suatu kesepakatan. Anda tidak suka, anda boleh pergi.
Tampil menarik bisa menjadi bentuk penghargaan kita kepada orang lain, baik kepada dosen, bos dikantor, guru, orang tua, kekasih, teman, mertua, dll. Bukankah kita seharusnya saling menghargai? Dengan tampil menarik, kita tidak kehilangan hak kita saja, tetapi juga memberikan apresiasi kepada orang lain, membuat orang lain merasa dihargai.
Pernahkah anda melihat pria yang menata rambutnya hingga memakan waktu yang lama? Jika anda protes, kira-kira apa jawaban si pria? Menurut hemat saya, si pria akan menjawab kira-kira seperti ini, "sabar dong, rambut gue belum selesai, belum ganteng neh".
Dari dua kasus diatas, andaikata ditanyakan kepada anda, apakah suatu hak atau kewajiban, tuntutan untuk terlihat menarik itu? Saya yakin mayoritas dari anda akan menjawab bahwa terlihat menarik adalah hak setiap orang. Kita simpan dulu jawaban tersebut, dan mari kita melangkah ke bagian lain.
didalam kamus bahasa indonesia, hak memiliki pengertian tentang suatu hal yang benar, milik, kepunyaan, kewenangan, kekuasaan untuk berbuat sesuatu (karena telah ditentukan oleh undang-undang, aturan, dsb), kekuasaan yang benar atas sesuatu untuk menuntut sesuatu, derajat atau martabat (sumber : wikipedia). Berarti, jika kita mengatakan bahwa tampil menarik adalah hak seseorang, berdasarkan definisi hak kita dapat menyimpulkan bahwa tampil menarik merupakan natur seseorang, bukan? kita bisa mengatakan bahwa seseorang pasti punya keinginan untuk tampil menarik karena tampil menarik adalah hak. Selain itu, dapat disimpulkan bahwa mungkin tidak seorangpun yang mau menggadaikan haknya, bukan? Saya yakin mayoritas dari anda setuju bahwa hak itu harus dipertahankan.
Mari kita membahas yang lain lagi. Tampil menarik itu relatif, tetapi saya akan membagi hal tersebut menjadi dua bagian berdasarkan respon, yaitu positif dan negatif. Tampil menarik secara positif berarti penampilan kita terlihat baik dimata orang lain, baik kualitas maupun kuantitas. Sebaliknya, tampil menarik secara negatif berarti bahwa penampilan kita memang membuat orang lain tertarik kepada kita, tetapi ketertarikannya disini adalah untuk mencemooh, mencibir, mengejek, atau yang lainnya.
umumnya, baik atau tidaknya penampilan seseorang dimata orang lain itu dipengaruhi oleh - salah satunya - faktor budaya. Sebagai contoh, disuatu tempat yang memiliki budaya tampil rapi dalam hal berpakaian, orang-orang disana akan merasa risih andai ada orang lain datang dengan penampilan yang berantakan. Berarti, dalam hal tampil menarik, faktor budaya setempat harus dipertimbangkan, apakah respon yang akan diterima itu positif atau negatif.
Mari kita masuk ke ide utama yang ingin saya paparkan. pernahkah anda melihat seorang mahasiswa pergi kuliah dengan celana pendek dan sendal jepit, padahal dia bisa lebih baik dari sekedar mengenakan yang seperti itu? Pernahkah anda melihat seseorang pergi melamar kerja hanya dengan memakai sendal, jeans, dan kaos oblong? Jika kita mengatakan bahwa tampil menarik adalah hak, dan tampil menarik itu disesuaikan dengan budaya, mengapa dua sampel diatas begitu mudahnya melepas haknya untuk tampil menarik? Bahwasanya datang ke ruang kuliah dengan celana pendek dan sendal jepit itu menarik, yaitu menarik perhatian dosen-dosen tertentu untuk mengusir yang bersangkutan keluar kelas, bukan? bahwasanya melamar kerja dengan menggunakan sendal, jeans, dan kaos oblong itu menarik, yaitu menarik perhatian HRD untuk mencoret semua berkas yang diserahkan sekalipun si pelamar merupakan orang yang pintar, bukan?
Dimana bumi dipijak disitu langit dijunjung. Tampil menarik, rapih, dsb adalah hak seseorang, tetapi apakah karena tampil menarik adalah hak sehingga seseorang bisa seenaknya? Tentu tidak. Ada banyak faktor yang harus dipertimbangkan dalam bertindak. Budaya yang sudah mengakar sulit untuk di tentang. Jika anda merasa tidak cocok dengan suatu budaya, pergilah dari sana. Jika anda merasa cocok dengan suatu budaya, menetaplah disana. Hak adalah milik satu orang, tetapi budaya adalah nilai yang dimiliki bersama-sama oleh sekumpulan orang berdasarkan suatu kesepakatan. Anda tidak suka, anda boleh pergi.
Tampil menarik bisa menjadi bentuk penghargaan kita kepada orang lain, baik kepada dosen, bos dikantor, guru, orang tua, kekasih, teman, mertua, dll. Bukankah kita seharusnya saling menghargai? Dengan tampil menarik, kita tidak kehilangan hak kita saja, tetapi juga memberikan apresiasi kepada orang lain, membuat orang lain merasa dihargai.
tampil menarik itu, hak atau kewajiban?
No comments:
Post a Comment