menjadi berkat artinya bahwa kita bisa membawa kebaikan bagi orang lain yang kemudian membuat orang yang menerima kebaikan itu memuliakan Tuhan. Maka, untuk menjadi berkat, setidaknya ada tiga komponen yang patut diperhatikan, antara lain adanya orang lain yang menjadi tujuan, adanya kebaikan yang diberikan, dan kemuliaan bagi Tuhan dipanjatkan. lalu, bagaimana studi kita dapat menjadi berkat?
kadang saya merasa geli dengan orang yang berkata, "saya studi dengan baik, raih IPK setinggi-tingginya agar studi saya menjadi berkat". Perlu anda tahu, anda kuliah supaya indeks prestasi anda tinggi, IPK itu untuk anda sendiri. anda belajar keras, anda sendiri yang pintar. kalau semua studi dan hasilnya memang untuk diri sendiri, dimana letaknya hasil studi itu bisa jadi berkat? itu kan IPK anda, bukan IPK orang lain. anda mau studi anda jadi berkat, harusnya ada yang bisa anda bagikan kepada orang lain terkait studi anda baru bisa disebut studi anda jadi berkat. misalnya saja, anda yang pintar belajar keras kemudian dapat nilai bagus, itu untuk anda sendiri. Namun, kalau anda mengajari mereka yang lama dalam memahami materi kuliah, itu baru studi anda jadi berkat. Kalau anda memiliki nilai bagus, memangnya orang lain harus bilang "wow"? Namun, ketika anda membuat orang lain paham dengan mengajari mereka, anda jadi berkat bagi mereka.
studi kita jadi berkat kalau hasil pembentukan pola pikir kita selama studi kita gunakan untuk mencerdaskan orang yang belum paham, mencerahkan mereka yang belum mengerti, dan berbagi kepada mereka yang tak kuasa untuk mengenyam studi. Tuhan memberikan kesempatan kepada kita untuk belajar bukan semata - mata agar kita bisa memelihara kehidupan kita selama didunia dengan ilmu kita, tetapi agar kita bisa jadi berkat bagi orang lain. Ingat tiga komponen yang diatas. menjadi berkat butuh komponen "orang lain". kita tidak bisa mengabaikan keberadaan orang - orang disekeliling kita ketika kita hendak menjadi berkat. Jangan menjadi naif, atau bahkan jatuh kedalam kesombongan terselubung. saya kadang menyesalkan masih ada kaum (yang katanya) intelektual yang menghina orang - orang yang mereka sebut bodoh karena tidak mampu memahami keilmuan mereka yang mereka pikir sulit sedunia (padahal tidak). mungkin mereka lupa darimana mereka bisa membiayai kuliah mereka itu. bukankah berkat datang dari Tuhan agar orang bisa membiayai studinya? Ilmu jangan hanya bermanfaat bagi diri sendiri. orang percaya diberkati untuk menjadi berkat dengan cara berbagi pada orang lain, bukannya menganggap orang lain bodoh dan tak intelek.
kita hidup di zaman dimana orang - orang lebih mementingkan diri sendiri, tetapi kehilangan empati pada orang lain. Namun, mereka akan berisik ketika kenyamanan mereka diusik. Menjadi berkat melalui studi juga harus mampu keluar dari zona nyaman, mencerdaskan, dan tak menyerah kepada mereka yang mungkin masih keras kepala untuk menerima apa yang kita berikan. Dalam hal ini kenakanlah kasih, dimana kita melakukannya sebagai perpanjangan kasih Kristus pada dunia. Ingatlah, Yesus selama didunia pun mengajar juga. IA mengajar dengan penuh kuasa, tidak seperti ahli agama orang israel di era itu. Yesus adalah terang dunia, tetapi IA tidak pasif. IA pergi dan bertindak untuk orang lain.
Orang percaya harus menyadari bahwa pasti ada berkat yang Tuhan berikan pada mereka untuk bisa memberkati orang lain, entah itu uang, kepandaian, kemampuan khusus, dll. Jika sadar telah diberkati, hendaknya kita memberkati juga. selamat menjadi berkat.