Friday, April 17, 2015

pergi bersama, pulang bersama

sudah beberapa berita tentang tersesatnya pendaki di gunung yang sudah pernah saya daki. ada yang ditemukan selamat, ada yang ditemukan telah tewas. kejadian - kejadian ini harusnya jadi pelajaran bagi mereka penggiat aktivitas alam bebas untuk memperhatikan manajemen kelompok.

"go ahead as team, go home as team", setidaknya itulah yang harus menjadi prinsip ketika kita mendaki bersama orang lain. jangan ada "si cepat" yang berjalan terlalu didepan karena ia punya potensi untuk tersesat. jangan juga ada "si lambat" yang terlalu jauh tertinggal dibelakang. banyak kasus kejadian pendaki tersesat sendirian karena terpisah dari kelompok. yang saya pertanyakan adalah, hal itu terjadi karena tersesat atau karena ditinggal anggota kelompok yang lain?

jangan pernah meninggalkan anggota tim sendirian didepan ataupun dibelakang. berangkat bersama, pulang harus bersama pula, dan jangan saling meninggalkan. tidak ada yang dikejar ketika kita pergi dan kita tak perlu terburu-buru untuk pulang (kecuali kalau anda adalah seorang solo trekker). kalau ada kejadian seorang pendaki tersesat sendirian, harusnya seluruh anggota kelompok dalam tim itu mengoreksi diri masing - masing. mungkin pendapat berikut ini tidak universal, tetapi "muka asli" seseorang akan tampak ketika beraktivitas di alam, siapa yang egois, siapa yang mementingkan diri sendiri, siapa yang lemah mental, siapa yang panjang sabar. alangkah menyedihkannya apabila salah satu teman sependakian tersesat sendirian hanya karena keegoisan teman - temannya yang ingin sampai terlebih dahulu.

kerjasama tim serta kekompakan tim harus dijaga dalam pendakian. lebih dari itu, anggaplah bahwa anggota tim adalah saudara dimana kita bisa saling menjaga dan saling peduli dalam pendakian. kepedulianlah yang dapat membuat seluruh anggota tim sampai tujuan dengan selamat dan pulang kembali dengan selamat pula. selamat mendaki, salam lestari!

No comments:

Post a Comment